13 Sifat Atau Karakteristik Wirausahawan Dan Umpamanya - Habibullah Al Faruq

Wirausahawan (dalam bahasa Inggris : entrepreneur) , merupakan orang yang terjun atau melaksanakan suatu acara wirausaha yang memiliki ciri-ciri cerdas atau berbakat dalam mengetahui suatu produk gres , memutuskan cara buatan gres , menyusun administrasi operasi dalam pengadaan produk gres , menjual produk tersebut , hingga mengendalikan permodalan operasi yang dijalankan.

Sebagai sosok yang imajinatif , yang ditandai dengan memiliki kesanggupan dalam menetapkan sasaran , hingga bisa meraih sasaran-sasaran tersebut. Wirausahawan juga memiliki kesadaran yang begitu tinggi dalam menerima suatu potensi dan bikin keputusan semaksimal mungkin.

Di sinilah letak kecerdasan dari seorang wirausahawan. Mereka berani , bisa untuk menjadi belahan dari bisnis mereka sendiri dengan segala pikiran inovatif dan inovatif , bisa menyaksikan begitu terbukanya potensi yang ada di lingkup sekitarnya atau penduduk , hingga bikin suatu bisnis gres yang sebelumnya mungkin belum ada.

Menjadi seorang wirausahawan haruslah tangguh. Mengapa demikian? Karena , wirausahawan memang benar mirip seorang manajer , tetapi kiprah dan tanggung jawabnya , melampaui dari semua karyawan yang dipekerjakan. Atau mungkin , wirausahawan mesti rela ikut ambil belahan dan putar otak apabila terjadi suatu penurunan jumlah pelanggan dan lain sebagainya.

Di sini kiprah wirausahawan. Sosok yang rela menjadi wiraushawan yakni sosok yang cerdas dan berani , bermental juara. Mereka betul-betul dididik untuk menjadi orang yang berhasil , walau jalan yang ditempuh berlika-liku dan tak singkat.

Maka dari itu , mari kita menyaksikan beberapa sifat atau karakteristik wirausahawan , yang mesti dijadikan teladan , panutan dan pendirian (komitmen) , biar menjadi pribadi yang dapat mengorganisir usaha/bisnisnya dengan baik dan tanpa gangguan , sebagaimana mestinya , alasannya yakni tentu tentu ada pasang dan ada juga surut.

Sifat atau Karakteristik Wirausahawan

Sifat atau Karakteristik Wirausahawan
Sifat atau Karakteristik Wirausahawan , via medium.com

Berikut ini beberapa sifat atau karakteristik seorang wirausahawan , dengan salah satu teladan sederhana , usaha/bisnis pakaian. Walau demikian , tak cuma di bisnis busana saja , melainkan teladan di bawah ini bisa lebih luas dan kompleks dengan pengembangan pola pikir terhadap bisnis-bisnis yang lain.

1.  Percaya Diri

Percaya diri menjadi salah satu paduan sikap dan kepercayaan dari seseorang , dalam menghadapi suatu kiprah atau pekerjaan , yang mana memiliki sifat internal , begitu relatif , bahkan dinamis , serta banyak diputuskan oleh kemampuan. Kemampuan apa? Kemampuan dalam mengawali , melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.

Rasa percaya diri yang dimiliki oleh seorang wirausahawan , pasti akan sungguh mempengaruhi suatu ide , karsa , inisiatif , kreativitas , keberanian , semangat melakukan pekerjaan , kesabaran , hingga kegairahan dalam terus-menerus berkarya. Kunci kesuksesan dalam bisnis itu sendiri merupakan dalam mengetahui diri sendiri.

Maka dari itu , wirausaha yang berhasil merupakan wirausaha yang berdikari dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Contoh Percaya Diri

Pak Alfa merupakan usahawan busana pria. Dirinya menjualkan pakaian-pakaian yang sedang trendy di kelompok remaja. Dirinya terus tetap percaya diri dalam mengerjakan perjuangan tersebut.

Kadang memang terlintas di dalam pikiran Pak Alfa , alasannya yakni banyak juga yang buka usaha busana , terlebih sasarannya dewasa pria. Namun , dirinya tetap percaya diri dalam mengerjakan perjuangan , alasannya yakni prinsipnya , percaya diri dan rezeki tidak akan ke mana.

Setelah mencari produk , riset , bikin kampanye untuk menjual produk , Pak Alfa pribadi saja percaya diri kalau produk ini akan laku nantinya. Tak mau berpikir panjang , cukup modal yang paling mendasari merupakan percaya diri , walau tentangan tentu ada di mana-mana , bahkan di kota yang serupa banyak saingan.

2. Berani untuk Mengambil Resiko

Salah satu hal paling penting dalam mengawali berbuat sesuatu yang gres merupakan berani dalam mengambil resiko dalam melaksanakan sesuatu yang belum pernah dijalankan sebelumnya.

Inovasi atau pembaharuan tak akan pernah timbul , apabila kita cuma terpaku saja terhadap hal-hal yang sudah dijalankan oleh orang lain dan tak memiliki keberanian dalam melaksanakan hal-hal yang belum pernah kita kerjakan sebelumnya.

Perlu kita pahami lagi , wirausahawan merupakan orang yang menggemari atau lebih senang terhadap usaha-usaha yang jauh lebih menantang dalam meraih suatu kesuksesan atau kegagalan , dibandingkan dengan perjuangan yang kurang menantang.

Wirausahawan menyingkir dari suasana resiko yang lebih rendah , alasannya yakni memang tak ada tantangan dan lebih menjauhi resiko tinggi , alasannya yakni ingin berhasil , terlebih secara instan. Untuk suasana yang terjadi seperti ini , akan ada sebanyak 2 alternatif yang dapat diseleksi :
  • Alternatif yang berani menanggung resiko
  • Alternatif yang bersifat konservatif (kecenderungan lebih memutuskan untuk bertahan)


Contoh Berani Mengambil Resiko

Pak Alfa memang sudah dipahami menjual busana , yang mana sasaran dari penjualan busana tersebut terhadap dewasa muda , untuk laki-laki.

Pak Alfa berani untuk mengambil suatu resiko yang tinggi , dengan menerapkan suatu pengembangan pola pikir yang gres , di mana dirinya berani untuk memproduksi baju full-print , yang belum banyak orang memproduksi dan menjualkannya.

Memang benar , baju full-print mirip ini , peminatnya menjadi lebih minim , alasannya yakni tak semua dewasa lelaki menggemari baju full print. Tapi , Pak Alfa mendedikasikannya untuk tetap bikin baju tersebut , serta dengan pikiran dirinya bisa merubah pola pikir dewasa , yang dulu tak suka baju full-print , kini suka.

Mengingat tidak semua dewasa lelaki suka baju full-print , pedagang yang menjual produk baju full-print harganya banyak yang miring , hingga banyak dewasa yang belum tahu akan eksistensi baju tersebut , tetapi Pak Alfa tetap berani untuk mengambil resiko. Yang penting dirinya berusaha.

3. Orisinalitas atau Keaslian

Keaslian inspirasi , ide , pemikiran , serta keputusan , bisa didapat dengan luasnya pengetahuan dan kesanggupan dalam berpikir inovatif , serta menyaksikan potensi yang ada.

Orisinalitas bisa saja timbul dari kesanggupan , untuk senantiasa menuangkan imajinasi dalam setiap pekerjaannya , hasrat untuk senantiasa tampil beda atau senantiasa mempergunakan perbedaan , mempunyai mental yang begitu positif dan disokong dengan pola pikir kreatif.

Karya yang original juga cuma bisa dihasilkan oleh sosok-sosok wirausahawan yang memiliki keahlian di bidangnya , serta bersungguh-sungguh dalam menjajal banyak sekali macam hal-hal gres yang begitu inovatif.

Contoh Orisinalitas atau Keaslian

Pola pikir orisinil memang biasanya akan timbul di dalam diri atau benak , dikala kita menyaksikan suatu produk yang memukau dan laku di pasaran.

Dengan sengaja untuk melihat-lihat dan meriset produk apa saja yang laku dan laku di pasaran , maka Pak Alfa mengamati sedemikian rupa dan serinci mungkin apa yang diminati oleh pelanggan di pasaran. Setelah mengamati , dirinya terlintas akan bikin produk yang jauh lebih memukau lagi.

Pola pikir tersebut yang berikutnya ia kembangkan menjadi suatu produk gres yang begitu memukau , lebih dari apa yang dijual laku di pasaran. Tidak cuma itu saja , Pak Alfa juga menggunakan teknik ATM.

Apa itu teknik ATM? Amati , Tiru , Modifikasi. Dengan mengamati , sehabis itu menggandakan , dan yang terakhir memodifikasi jauh lebih manis dan lebih pantas lagi untuk konsumen.

Yang paling penting , produk dari Pak Alfa tidaklah mencontek , melainkan memodifikasi , yang menjadi salah satu belahan paling penting dari kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh Pak Alfa. Yang paling penting , orisinil (original)!

4. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Seseorang yang senantiasa mengumatamakan kiprah dan hasil , merupakan sosok yang senantiasa memprioritaskan nilai-nilai motif berprestasi , berorientasi pada keuntungan , kesabaran , serta kerja keras.

Di dalam suatu kewirausahaan , potensi cuma akan didapat atau diperoleh kalau orang tersebut memiliki inisiatif.

Perilaku inisiatif yang timbul mirip inilah , yang biasanya ditemukan berdasar dari pengalaman dan pengembangannya , yang didapat dengan cara disiplin diri , berpikir kritis , cepat tanggap , berangasan , dan memiliki rasa semangat berprestasi.

Contoh Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Selaku wirausahawan yang gres menekuni , Pak Alfa senantiasa mengerjakan tugasnya dengan seksama , mulai dari A hingga Z , tidak ada yang terlewat.

Dirinya sudah memiliki seni administrasi tata kelola yang bagus , mirip administrasi waktu , administrasi operasional , dan lain sebagainya , sehingga Pak Alfa tinggal menanti hasil yang didapat dari segala kiprah yang sudah dipraktekkan atau dijalankan tersebut.

Tugas-tugas yang memang menjadi kewajibannya tak akan pernah dilalaikan. Sementara itu , kini giliran menyaksikan hasil apa yang didapat oleh Pak Alfa.

Pak Alfa meneliti lebih dalam dan lebih jauh lagi mengenai produk baju dewasa lelaki miliknya , apa yang paling banyak dibeli , diseleksi dan ukuran apa yang banyak peminatnya.

Dari hasil tersebut , Pak Alfa melaksanakan riset ulang demi kelangsungan usahanya. Karena tak mungkin , dirinya akan bertahan dengan stok itu-itu terus , sementara seruan pasar jauh lebih banyak dan berkeinginan terhadap produk tertentu yang dimiliki oleh Pak Alfa.

5. Berjiwa Pemimpin

Kepemimpinan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin , diantaranya mirip :
  • Mempunyai visi dan misi yang jelas
  • Mempunyai integritas dan kejujuran yang tinggi
  • Handal berkomunikasi dengan baik
  • Mampu menjadi teladan bagi orang lain atau karyawannya
  • Memiliki sikap yang rendah hati
  • Mau mendengar
  • Mampu memperlihatkan motivasi terhadap orang lain untuk melaksanakan tugasnya
  • Bersikap/berlaku dengan adil


Seorang wirausahawan mesti bisa memiliki sifat kepemimpinan , kepeloporan , dan keteladanan.

Dirinya mesti senantiasa bisa memperlihatkan produk dan jasa-jasa yang lebih gres , serta berlainan , sehingga dirinya dapat menjadi pencetus yang bagus dalam proses edukasi ataupun penjualan , serta senantiasa mempergunakan perbedaan , selaku salah satu bentuk yang dapat memperbesar nilai.

Contoh Berjiwa Pemimpin

Berjiwa pemimpin tak cuma dimiliki dalam diri seorang kepala keluarga , ketua kelas , pemerintah saja , melainkan juga setiap orang berhak dan wajib memiliki sikap kepemimpinan yang tinggi.

Saat penjualan mulai lesu , maka jiwa kepemimpinan Pak Alfa keluar. Dirinya akan banting tulang dan putar otak , melaksanakan analisis terlebih dulu mengapa produknya lesu. Tak usang kemudian , dirinya secepatnya menyiapkan seni administrasi gres yang lebih baik lagi.

Sementara itu , dikala dirinya mengorganisir karyawan atau pegawai , Pak Alfa tak cuma memerintahkan saja , melainkan gemar untuk saling menolong akan kesusahan atau keluh kesah dari karyawan. Sikap ini menyebabkan dirinya selaku seorang pemimpin , bukan seorang bos yang tinggal leyeh-leyeh!

Jiwa kepemimpinan yang tinggi juga diperlihatkan oleh Pak Alfa , dikala dirinya berani dan tegas dalam mengambil keputusan , meskipun ini rawan (bisa saja bikin usahanya gulung tikar). Tapi , begitulah pola pikirnya dan jiwanya , resiko itu memang mesti dilalui , tetapi jangan hingga gulung tikar , alasannya yakni insan memang diberkahi wujud dan pola pikir yang mumpuni.

Contohnya , dikala ada pelanggan dari luar kota meminta return barang , dirinya menanyakan kenapa return , ternyata pelanggan tersebut dibawakan busana yang berskala terlalu kecil. Tanpa pikir panjang , Pak Alfa pribadi memprosesnya lebih lanjut.

6. Berorientasi ke Masa Depan

Berorientasi ke Masa Depan
Berorientasi ke Masa Depan , via fifocapital.com.au

Masa depan memang memiliki banyak sekali macam potensi dan tantangan yang begitu berlainan dengan yang terjadi di dikala ini. Seorang dengan kewirausahaan , berani dalam menyaksikan potensi dan tantangan , tidak cuma dikala ini , emalinkan juga yang ada di masa depan.

Sementara itu , salah satu indikator atau tanda seseorang memiliki jiwa entrepreneurship atau jiwa kewirausahaan merupakan bisa dalam bikin perjuangan usahanya sendiri , menjadi seorang wirausahawan.

Wirausaha dalam bidang teknologi transportasi dan logistik , bisa menyebabkan wirausahawan yang dapat menciptakan produk , wirausahawan pedagang produk atau wirausaha yang dapat memperlihatkan jasa perbaikan produk teknologi transportasi dan logistik.

Keberhasilan wiausahawan merupakan dikala perjuangan yang dijalankan , bisa memperlihatkan keuntungan atau keuntungan , bisa memberdayakan banyak orang , bisa memperlihatkan faedah untuk lingkungan yang di sekitarnya , serta bisa memperlihatkan donasi terhadap pertumbuhan bangsa dan negaranya.

Contoh Berorientasi ke Masa Depan

Saat ini , Pak Alfa sedang menjualkan produknya yakni baju dewasa lelaki , dengan sebagian besar produk yang dibuat dan dipasarkan merupakan baju full-print.

Namun , pola pikir cemerlangnya tak pernah habis. Dirinya senantiasa melaksanakan perluasan ke banyak sekali wilayah atau toko , serta menyaksikan lewat online , untuk menganalisis produk-produk yang semakin diminati dan akan menjadi demam isu di masa depan.

Ternyata , Pak Alfa menerima demam isu yang hendak meningkat , yakni celana pendek. Ternyata , banyak dewasa lelaki kini ini mengenakan celana pendek , entah itu sekadar bepergian , piknik dan lain sebagainya.

Ternyata , harapan dari celana pendek ini mengesankan di masa depan. Maka dari itu , Pak Alfa kembali melaksanakan riset permulaan untuk celana pendek. Hingga pada akibatnya , koleksi Pak Alfa lengkap , menjual baju dan celana pendek dewasa pria.

7. Semangat dan Tekad yang Kuat

Seorang bisa dibilang wiraushawan apabila selain berani mengambil resiko , dirinya juga memiliki semangat dan kemauan melakukan pekerjaan lebih keras demi hasil yang lebih optimal di masa yang hendak datang.

Jiwa semangat itu penting , terlebih dikala dimulai pada permulaan hari , misal pada pagi hari. Berjiwa semangat , haruslah tertanam di dalam jiwa seorang wirausahawan.

Jika seorang wirausahawan memiliki jiwa semangat yang tinggi , maka tentu dalam melaksanakan segala hal , dirinya akan terus tetap bertekad untuk bersusah payah , demi dirinya , keluarganya , hingga karyawannya.

Semangat yang timbul itulah yang bikin wirausahawan jauh lebih perkasa dan jauh lebih berani dari yang sebelumnya. Jika orang lain bisa , mengapa saya tidak?

Conoh Semangat dan Tekad yang Kuat

Pak Alfa senantiasa memiliki jiwa semangat dan tekad yang besar lengan berkuasa , dengan menjual produknya , semangat itu terus tetap berkembang di dalam jiwanya.

Dirinya senantiasa ingat akan keluarga yang ada di rumah yang senantiasa bertumpu pada dirinya , serta karyawan yang sebisa mungkin mesti bisa makmur , alasannya yakni Pak Alfa membuka lapangan kerja untuk orang lain. Suatu hal yang positif tentunya.

Dengan semangat yang berkembang , pasti akan mengalirkan darah yang positif di dalam badan , utamanya memperlihatkan asupan yang bagus bagi otak , kalau kita saja bergairah , terlebih diri kita dan jiwa kita.

Pak Alfa mengawali semangatnya di pagi hari , dari rumah , sehabis itu beliau menyalurkan ke wilayah kerja miliknya terhadap karyawan yang ada di sana. Sungguh hebat , alasannya yakni reflek yang dihasilkan begitu mengagumkan dan tak akan mengecewakan.

Tak lagi ada kata loyo , lemas , yang ada hanyalah semangat dan terus tetap semangat!

8. Analisis yang Tepat

Analisis bisa dibilang suatu kajian yang begitu mendalam terhadap suatu hal , di mana dengan melaksanakan acara analisis , kita bisa bereaksi terhadap hal yang dianalisis.

Analisis yang sempurna juga diinginkan dalam suatu wirausaha , demi mempertahankan keberlangsungan perjuangan dengan tetap baik dan tanpa gangguan sebagaimana mestinya.

Tidak melulu soal riset , buatan , penjualan dan packing , melainkan analisis juga diperlukan alasannya yakni mengingat analisis hal yang begitu vital peranannya dalam suatu wirausaha.

Coba bayangkan , tanpa adanya analisis yang sempurna , perjuangan atau bisnis yang dijalankan pasti akan terasa begitu dingin , tak ada rasanya , mirip mirip membisu saja di tempat.

Analisis juga diperlukan untuk mengetahui , apa yang diminati konsumen. Misal , ternyata pelanggan suka dengan pola mirip ini , jangan hingga salah kaprah analisisnya , alasannya yakni bisa berakibat suatu kerugian.

Contoh Analisis yang Tepat

Setelah Pak Alfa memperluas cakupan jualannya , dari yang cuma baju saja , kini giliran merambah ke celana pendek dewasa pria.

Mengingat , usahanya yang baju itu masih terus tetap meningkat , maka Pak Alfa tak membisu saja untuk menjajal berbagi celana pendek dewasa lelaki yang gres saja dirintis dengan perjuangan miliknya sebelumnya.

Pak Alfa melaksanakan analisis , ternyata berdasar hasil yang didapat , pada biasanya dewasa lelaki lebih menggemari celana yang memiliki materi kain , dibandingkan dengan jeans.

Setelah diteliti dan dianalisis lebih dalam lagi , ternyata celana berbahan dasar kain lebih tenteram digunakan dan nikmat untuk dipandang , dibandingkan berbahan jeans , yang agak panas dikala digunakan dan tak tenteram kalau digunakan terlalu lama.

Dari analisis itulah , Pak Alfa memproduksi lebih banyak celana kain pendek dengan rasio 70:30 , celana kain pendek 70% dan celana jeans pendek 30%. Ternyata , pasar begitu meminatinya , sungguh berhasil analisisnya.

9. Tidak Konsumtif

Ya , salah satu penyakit penduduk yang satu ini memang sukar untuk dihilangkan. Tak cuma wirausahawan saja , melainkan orang-orang biasa juga kini suka dengan sikap konsumtif.

Misal , kalau dagangannya laku untuk pertama kalinya , pribadi makan-makan. Jika produknya diborong pribadi hingga jutaan rupiah , sehabis itu dibelikan untuk bikin fashion yang sedang trendy.

Bagaimana lagi , sikap konsumtif ini sudah menderu penduduk , khususnya wirausahawan. Maka dari itu , seorang wirausahawan yang perkasa , sebisa mungkin untuk memperkecil rasio konsumtif (pengeluaran) dan memperbesar rasio usahanya biar lebih maju.

Sekali dua kali memang tak mengapa , tetapi kalau sudah berlebihan , itu sama saja memangkas keuntungan , yang mana untuk balik modalnya tambah usang lagi.

Contoh Tidak Konsumtif

Pak Alfa memang sosok pribadi yang menggemari analisis terhadap pasar , entah itu berkunjung pribadi ke tempatnya atau menyaksikan dari online.

Saat berkunjung pribadi ke toko , dirinya tak konsumtif , cuma memiliki 1 atau 2 macam barang saja , untuk dijadikan selaku teladan produk yang sedang laris. Setelah itu , dipraktekkan dalam perjuangan atau bisnisnya.

Sementara itu , dikala menganalisis secara online , Pak Alfa juga memberi 2 barang dari 2 wilayah jualan online yang berlainan (tidak sama). Dirinya akan mengamati dari kedua produk berlainan tersebut , apa yang menjadi ciri khas , serta , bagaimana pengemasannya.

Untuk keluarga dan karyawannya sendiri juga tak konsumtif , ekonomis dalam artian tak pelit. Sementara itu , untuk karyawan yang mendedikasikan tinggi untuk Pak Alfa , semisal memiliki sasaran yang tercukupi , akan diberikan imbalan yang cocok , demi mengembangkan kinerja sang karyawan.

10. Mandiri atau Tak Ketergantungan

Sifat atau karakteristik kewirausahaan yang berikutnya merupakan kesanggupan dalam bikin sesuatu yang lebih gres dan lebih berlainan , lewat pola pikir inovatif dan inovatif.

Untuk apa berpikir inovatif dan bertindak inovatif? Tentunya demi bikin suatu potensi dan menghadapi banyak sekali macam tantangan yang menghadang.

Seorang wirausahawan mesti inovatif dalam berbagi segala inspirasi dan pikirannya , utamanya dalam bikin suatu potensi usaha. Dirinya bisa berdikari dalam mengerjakan perjuangan yang digeluti , tanpa mesti bergantung terhadap orang lain.

Contoh Mandiri atau Tak Ketergantungan

Mandiri di sini memiliki maksud kalau sang wirausahawan juga bisa melaksanakan kiprah yang dibebankan oleh karyawannya , sehingga nanti karyawannya sedang hambatan , sang wirausahawan bisa meminimalisirnya.

Pak Alfa tak akan lagi kebingungan alasannya yakni memang dirinya bisa dibilang selaku sosok yang piawai dalam bisnis. Terbukti , dikala salah satu staf pemasarannya berhalangan hadir , dirinya tak mau ambil resiko.

Apa yang dijalankan oleh Pak Alfa? Dia double kerjanya! Selain mengurus bisnis , dirinya juga berpartisipasi bareng dengan karyawan lain , untuk menolong pemasaran.

Dia melaksanakan hal tersebut alasannya yakni memang memiliki skill atau keahlian tinggi soal bisnis. Kaprikornus , Pak Alfa sama sekali tak gelagapan dikala ada karyawan yang berhalangan hadir. Tak membebankan karyawan lain , melainkan dirinya akan ikut turun tangan bersama.

11. Mempunyai Kemampuan Manajerial

Seorang wirausahawan mesti bisa memiliki kesanggupan dalam menyiapkan , mengorganisasikan , memvisualisasikan , mengorganisir sumber daya , mengontrol perjuangan , hingga mengintegrasikan operasi perusahaannya.

Semua itu menjadi salah satu bentuk dari kemampua manajerial yang memang wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan.

Tanpa adanya kesanggupan manajerial , bukan suatu kesuksesan yang hendak didapat , melainkan kegagalan perjuangan , yang nantinya akan menggerogoti secara perlahan menuju kebangkrutan.

Contoh Mempunyai Kemampuan Manajerial

Seperti yang sudah diterangkan di atas , wirausahawan yang cerdas , tak akan ambil sakit kepala terhadap permasalahan yang dihadapi.

Saat karyawan belahan penjualan online , Pak Alfa bisa mengantisipasi. Saat karyawan belahan packing berhalangan hadir , Pak Alfa juga mengantisipasi.

Istilahnya , sosok atau kiprah dari Pak Alfa itu sosok yang mau mengikuti arus perkembangan zaman yang positif , bukan yang negatif.

Kemampuan manajerial keuangan yang dimilikinya , ia tularkan terhadap karyawannya. Jika karyawan belahan keuangan sedang berhalangan hadir , bisa diantisipasi , begitu seterusnya , tanpa mesti pusing.

12. Target yang Realistis

Target yang Realistis
Target yang Realistis , via smallbiztrends.com

Realistis berarti cara berpikir yang sarat dengan segala bentuk perkiraan dan diadaptasi dengan kesanggupan yang ada atau kesanggupan yang dimiliki oleh wirausahawan atau pegawainya.

Dengan pemikiran kongkret , maka inspirasi atau ide yang diajukan bukan cuma menjadi angan-angan atau mimpi belaka.

Dengan sasaran kongkret juga tak terlalu membebankan dan memberatkan diri. Misal saja ingin omzet Rp 500 juta di bulan ini. Memang benar , penjualannya laris.

Tapi , dengan sasaran yang tak kongkret semacam itu , walau laku sekalipun , justru malah membebankan diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.

Contoh Target yang Realistis

Pak Alfa memang dikala ini , bisnis baju dewasa lelaki dan celana pendek lelaki sudah memiliki omzet , kurang lebih Rp 50 juta per bulannya.

Sementara itu , dirinya tak mau kongkret untuk mematok sasaran omzet hingga Rp 100 juta di bulan depan. Pak Alfa cukup mematok sasaran Rp 60 juta di bulan depan.

Ternyata benar , sasaran di bulan depan terlaksana , meraih hingga Rp 75 juta. Dirinya tak muluk-muluk dan tak serakah , sehingga tak membebankan dirinya sendiri , terlebih karyawannya.

Pak Alfa sadar untuk meraih sasaran hingga Rp 100 juta itu tak gampang dan perlu waktu berbulan-bulan atau bahkan beberapa tahun lamanya. Dirinya mengingat kalau yang namanya suatu bisnis , tentu bisa naik dan dapat juga turun. Maka dari itu , Pak Alfa lebih memutuskan untuk realistis.

13. Mampu Mengendalikan Emosi

Seorang wirausahawan sejati mesti bisa untuk mengendalikan dirinya sendiri dari banyak sekali macam amarah atau emosi yang timbul , entah itu alasannya yakni aspek internal ataupun aspek eksternal.

Tetap damai dalam menghadapi selaku macam problem yang tiba , bahkan dikala problem tiba silih berganti dan bertubi-tubi , sehingga bisa bikin diri menjadi lebih terasah dan dapat menjadi sosok pemimpin yang jauh lebih baik lagi ke depannya.

Tentu , dalam suatu bisnis , tentu ada saja problem yang dihadapi. Sebagai seorang wirausahawan , mesti tahu bagaimana cara menanggapi , sehingga bisa bikin diri kita betah untuk tetap mengerjakan perjuangan dan karyawan yang tetap betah.

Contoh Mampu Mengendalikan Emosi

Saat itu , buatan celana pendek dewasa lelaki milik Pak Alfa sedang bermasalah. Ternyata , kain yang dibeli dari pabrik , agak sedikit berlainan dari yang sebelumnya.

Jika kain yang sebelumnya itu tidak tipis dan tidak tebal , sehingga gampang untuk dibikin , sementara untuk kini ini , kain yang diterima lebih tipis , sehingga lebih gampang jebol dan gampang kusut.

Di sinilah kiprah penting sang wirausahawan dengan melaksanakan cross check secara lebih lanjut terhadap pabrik yang memproduksi kain. Jika memang tak ada balasan , bukan dengan emosi , melainkan berupaya dan menanti beberapa saat.

Apabila ternyata si buatan kain tersebut mengelak , inilah tanggung jawab Pak Alfa lebih besar lagi , mesti bisa mencari buatan kain yang seimbang mirip sebelumnya untuk kembali melanjutkan buatan celana , alasannya yakni pabrik yang sebelumnya , terbukti curang untuk mengurangi ongkos buatan kain.

Tidak ada komentar untuk "13 Sifat Atau Karakteristik Wirausahawan Dan Umpamanya - Habibullah Al Faruq"