15 Pola Perilaku Nilai Pancasila Sila Ke-3 Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq

Nilai yang terkandung di dalam Pancasila , sila ke-3 (sila ketiga) , yang berbunyi , "Persatuan Indonesia" , sungguh penting dipraktekkan , yang mana wujud dan pengamalan di kehidupan sehari-hari , beserta penjelasan.

Contoh nilai Pancasila sila ketiga di dalam kehidupan sehari-hari sungguh banyak , apalagi yang menyangkut tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia , mudah-mudahan tetap menjadi negara yang bersatu dan berdaulat.

Di dalam sila ketiga ini , nilai sila Persatuan Indonesia sungguh diperlukan di abad kini ini. Masalahnya , tidak cuma faktor eksternal yang dapat menghancurkan bangsa saja , tetapi kini banyak faktor internal yang sungguh mengusik kedaulatan negara.

Terkadang , penduduk di Indonesia gampang terpecah belah oleh kendala internal. Ini yang sungguh berbahaya.

Akan tetapi , mari kita pupuk rasa persatuan dan kesatuan dengan beberapa pola sila Persatuan Indonesia.

Contoh Nilai Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)


Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-3
Bendera Indonesia , via videoblocks.com

1. Menjaga Kerukunan Antar Anggota Keluarga


Rumah menjadi tempat di mana kita mengawali menimba ilmu mengenai kehidupan. Sebelum jauh ke sekolah , kita banyak menimba ilmu dari rumah.

Dari rumah , banyak hal yang dapat dipelajari , seumpama :
  • Hubungan rumah tangga
  • Kedisiplinan
  • Kepemimpinan
  • Kesopanan
  • Rasa tanggung jawab
  • Pengorbanan
  • Kegigihan
  • dan lain sebagainya

Apabila bisa dibilang , dari rumah kita menimba ilmu banyak hal-hal yang bersifat dasar (fundamental) yang dapat dipraktekkan kapan saja dan di mana saja.

Aspek-aspek yang dipelajari dari keluarga pasti aspek-aspek yang positif , yang membangun dan bisa menampilkan motivasi untuk bisa hidup secara lebih semangat lagi.

2. Tidak Saling Memaksakan Kehendak Setiap Anggota Keluarga


Di setiap keluarga atau rumah tangga , niscaya terdapat beberapa anggota , seumpama :
  • Ayah , yang bertugas untuk menafkahi keluarga
  • Ibu , yang bertugas untuk mendidik anak
  • Anak , yang bertugas melaksanakan dan menaati perintah orang tua

Anggota keluarga tersebut memiliki tugasnya masing-masing yang berlainan , sehingga memerlukan kolaborasi yang bagus antara anggota yang satu dengan yang lain.

Jangan untuk memaksakan kehendak. Karena hal yang bersifat memaksa itu tidak akan selsai dengan manis.

3. Saling Bekerja Sama Antar Anggota Keluarga


Untuk bikin rumah tangga yang senang dan tenang , kolaborasi pasti diperlukan dalam segala aspek.

Di dikala Ayah kesusahan dalam pekerjaannya , setidaknya kita tak mengusik urusannya atau bahkan mencampuri urusan , alasannya yakni mencampuri urusan orang lain yakni hal yang salah.

Di dikala Ibu kesusahan dalam melaksanakan acara rumah tangga , setidaknya menolong mengendorkan beban atau pekerjaan Ibu , mudah-mudahan kelak juga kita terbiasa.

Maka dari itu , melakukan pekerjaan sama dalam lingkup keluarga sungguh penting. Karena , kolaborasi dimulai dari diri sendiri dan dari rumah sendiri.

4. Belajar untuk Menghargai Perbedaan Pendapat dalam Kerja Kelompok


Di dikala diadakan acara atau aktivitas menimba ilmu golongan , pasti masing-masing orang atau individu memiliki pola pikirnya masing-masing untuk mengemukakan gagasannya.

Walaupun hal yang dibahas cuma 1 topik , tentu akan menimbulkan banyak pola pikir yang cemerlang , tetapi berlainan , seumpama :
  • Siswa pertama yang memiliki pola pikir A
  • Siswa kedua yang memiliki pola pikir B
  • Siswa ketiga yang memiliki pola pikir C
  • Siswa keempat yang memiliki pola pikir D
  • dan seterusnya

Alangkah baiknya bisa menimba ilmu untuk menyimak dan menghargai perbedaan pertimbangan yang terjadi kala menimba ilmu kelompok.

Paling tidak , kita menyerah untuk urusan golongan , jangan keegoisan bikin golongan menjadi hancur dan pertemanan menjadi rusak alasannya yakni keegoisan masing-masing individu.

5. Mengikuti Upacara dengan Khidmat


Sekolah menjadi tempat menimba ilmu kedua bagi belum dewasa sehabis rumah , di mana siswa akan dididik menjadi eksklusif yang pintar dan gemilang.

Tentu , eksklusif yang dididik menjadi orang yang pintar , bisa diperlukan untuk menjadi pemimpin kelak , baik itu pemimpin keluarga , pemimpin tempat atau bahkan pemimpin negara.

Maka dari itu , cara menimba ilmu di sekolah yang bagus utamanya mengenai persatuan Indonesia , alangkah baiknya bisa mengikuti aktivitas upacara dengan baik.

Tidak cuma dengan baik saja , melainkan dengan khidmat , tenang dan tidak bikin gaduh siswa yang lainnya.

6. Bergaul dengan Siapa Saja


Kita dari kecil tak pernah diajarkan untuk memilih-milih teman dekat , alasannya yakni semua orang itu sama , derajatnya sama.

Semua boleh bergaul dengan siapa pun , baik dengan yang jabatannya tinggi , orang kaya-raya , orang sederhana , orang biasa-biasa saja dan lain sebagainya , semua berhak untuk saling berteman.

Tidak ada yang mencegah dengan siapa bergaul.

Akan tetapi , kalau ternyata teman dekat itu pikirannya kotor dan bandel , jauhilah sifat buruk (sifat tercela) , jangan jauhi orangnya.

7. Menggunakan Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia


Indonesia menjadi negara yang sungguh kaya raya , tidak cuma alamnya saja yang melimpah ruah , melainkan kebudayaan dan bahasanya juga melimpah.

Dengan menggunakan bahasa tempat , itu sama saja kita berpartisipasi melestarikan kebudayaan tempat masing-masing dan tetap dipakai sampai anak cucu kelak , mudah-mudahan anak cucu kita kelak juga mengenal bahasa tempat yang digunakan.

Sementara itu , dengan menggunakan bahasa Indonesia , menjadi bahasa nasional dan bahasa persatuan yang sungguh elok dipraktekkan dalam acara-acara yang formal.

Akan tetapi , apabila berjumpa dengan orang gres , yang belum pasti tahu bahasa tempat di Indonesia , bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan saling menyapa satu sama lain.

Jadi , jangan resah soal bahasa. Karena Indonesia memiliki banyak bahasa yang siap digunakan.

8. Dalam Bermasyarakat , Mementingkan Kepentingan Bersama


Di dalam sebuah tempat atau bahkan lebih kecilnya sebuah desa , niscaya pernah mengalami kendala yang mesti terselesaikan bersama.

Masalah tersebut kadang kala akan sulit terpecahkan kalau banyak pihak yang tidak oke dan kurang open-minded dalam berpikir menyelesaikan masalah.

Semisal , di dalam desa tersebut ada 2 hal yang mesti dijalankan , memperbaiki jalan yang rusak atau membangun tempat wisata.

Jika mementingkan kepentingan bareng , semestinya lebih memutuskan untuk memperbaiki jalan yang rusak. Mengapa demikian?

Karena jalan ialah terusan penghubung dari desa yang satu ke desa yang lain dan seluruh penduduk menggunakan akomodasi tersebut.

Setelah itu , apabila keadaan jalan sudah baik dan tanpa gangguan , maka realisasikan hal yang kedua , yakni barulah membangun tempat wisata yang potensial.

Tempat wisata yang berpeluang yakni tempat wisata yang dapat menampilkan pemasukan bagi desa itu sendiri dan bisa dimanfaatkan selaku tempat wisata bagi khalayak ramai.

Jadi , semua itu diputuskan menurut skala prioritas. Mana yang lebih penting , dijalankan apalagi dahulu.

9. Mengadakan Kegiatan Siskamling


Kegiatan siskamling (sistem keselamatan lingkungan) mesti bisa dipraktekkan dan dijalankan dengan baik dan benar demi mempertahankan persatuan Indonesia.

Salah satu pola dari siskamling yakni aktivitas ronda setiap malam. Ronda tersebut berkhasiat untuk mengantisipasi adanya kejahatan yang dijalankan di malam hari.

Dengan adanya acara atau aktivitas berkala siskamling tersebut , maka penduduk akan merasa kondusif terhadap tempat tinggalnya dan aset-aset bermanfaat mereka.

Tidak cuma bisa memperbesar bekal keselamatan saja , aktivitas siskamling juga bisa mempererat relasi atau tali silaturahmi antar warga yang tengah bertugas.

Dengan begitu , satu sama lain bisa saling mengenal , bisa saling bercengkerama dan saling tertawa bareng , sembari mempertahankan desa , sampai larut malam.

10. Tidak Praktis Bertengkar di dalam Rumah


Di dalam rumah , niscaya senantiasa ada saja hal-hal kecil yang dapat menyulut emosi beberapa anggota keluarga.

Terkadang , hal-hal sepele yang dapat membengkak tersebut terjadi alasannya yakni kesalahpahaman atau kurang bisa menemukan suasana satu sama lain.

Alangkah baiknya , apabila terjadi kendala di dalam rumah , yang menyangkut rumah tangga , terselesaikan secara baik-baik saja.

Karena , keluarga menjadi percontohan yang paling pertama bagi sang anak. Jika merespon kendala dengna baik , pasti sang anak akan mengikutinya dan menjadi kebiasaan.

Jangan apa-apa terselesaikan dengan emosi. Emosi tak akan menyelesaikan kendala , melainkan malah bisa memperbesar masalah.

11. Menghindari Tawuran


Tawuran bisa dibilang aktivitas yang tidak bermanfaat , di mana taruhan dari tawuran tersebut yakni nyawa.

Nyawa terbang dengan hal-hal konyol. Sangat miris rasanya.

Akan tetapi , ada banyak argumentasi siswa melaksanakan tawuran dan kalau dilihat , argumentasi tersebut terlihat sepele , seumpama :
  • Diejek
  • Tidak terima temannya dianiaya
  • Bercanda yang berlebihan

Yang mana , padahal argumentasi tawuran tersebut masih dapat diterima dengan logika sehat , yang dapat terselesaikan secara kekeluargaan.

Tidak perlu mesti melaksanakan tawuran. Tawuran itu terlihat begitu menggelikan. Hanya kendala sepele , taruhannya malah nyawa. Sangat berbahaya dan mesti dihilangkan!

12. Tidak Berkelompok Tanpa Adanya Maksud atau Tujuan


Berkelompok bahwasanya sah-sah saja , asal ada maksud atau tujuan tertentu yang mana tujuan tersebut positif bagi kepentingan bersama.

Banyak pola berkelompok dalam hal positif , seumpama :
  • Belajar kelompok
  • Rapat
  • Sharing ilmu
  • dan lain sebagainya

Dengan berkelompok itulah , kita menemukan jauh lebih banyak tentang pengetahuan alasannya yakni bisa saling bertukar asumsi satu sama lain.

Sementara itu , ada juga yang berkelompok tanpa adanya maksud atau tujuan , seumpama :
  • Teman nge-game
  • Teman nongkrong
  • Teman main
  • dan lain sebagainya

Sebenarnya , hal tersebut boleh saja , asal jangan terlalu keseringan melaksanakan hal yang kurang berfaedah.

Alangkah baiknya , ganti acara dengan aktivitas yang bermanfaat , memperbesar ilmu dan bisa mengasah keahlian di bidang yang disukai.

13. Sikap Saling Toleransi atau Praktis Memaafkan


Di Indonesia memang banyak perbedaan , baik itu di bidang agama , ras , suku , jenis kelamin dan lain sebagainya.

Perbedaan tersebut tercipta bukan untuk saling berkompetisi dan mejatuhkan satu sama lain , melainkan dipakai untuk wujud berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Jika tidak ada perbedaan di dalam hidup ini , hidup pasti terasa akan dingin , monoton , alasannya yakni berjumpa dengan orang yang itu-itu saja.

Dengan perbedaan juga mengajarkan terhadap kita arti penting toleransi dan gampang memaafkan kesalahan orang lain.

14. Tidak Terlalu Membanggakan Bangsa Lain


Sekarang ini , di abad globalisasi yang makin marak , banyak belum dewasa muda yang terlalu fanatik atau membanggakan bangsa lain.

Padahal , bangsa Indonesia tak kalah seru dengan bangsa lain , di mana Indonesia memiliki banyak kelebihan :
  • Orangnya yang ramah
  • Sumber daya alam melimpah
  • Potensi wisata alam di mana-mana
  • dan lain sebagainya

Walaupun memang ada 1 atau 2 budaya dari bangsa lain yang bikin kita takjub , cobalah untuk melaksanakan filter (penyaringan) , apakah budaya mereka bisa kita terima atau tidak.

Jika memang baik , maka terimalah , tetapi jangan terlalu fanatik. Jika buruk , tinggalkanlah , alasannya yakni Indonesia lebih dari yang engkau tahu.

15. Tidak Merendahkan Bangsa Sendiri


Terkadang , kalau kita menyaksikan dan analisis lebih dalam , masih ada saja orang-orang yang suka membandingkan negara-negara di dunia.

Misalnya , banyak yang membandingkan beberapa hal antara Indonesia dengan negara lain , seumpama :
Makanan
  • Fashion atau busana
  • Kenyamanan dikala tinggal
  • Kecanggihan teknologi
  • dan lain sebagainya

Seperti yang sudah kita pahami , Indonesia itu negara yang meningkat , yang sedang berupaya menjadi negara maju.

Jika membandingkan Indonesia dengan negara maju , pasti Indonesia kalah alasannya yakni pengelolaan di dalam masih kurang terstruktur.

Akan tetapi , apabila membandingkan Indonesia dengan negara meningkat yang lain , Indonesia bisa bersaing.

Bahkan , Indonesia kini memiliki banyak wirausahawan dan mulai menyumbang startup unicorn , serta fatwa orang-orang Indonesia yang mulai open-minded , sehingga bisa mendongkrak Indonesia dalam menolong menjadi negara maju.

Jadi , sesekali jangan pernah remehkan Indonesia. Walau kini kita bukan apa-apa , sebuah dikala kita akan mengatakan banyak terhadap dunia.

Tidak ada komentar untuk "15 Pola Perilaku Nilai Pancasila Sila Ke-3 Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq"