20 Tingkah Laris Yang Bisa Menjatuhkan Harga Diri - Habibullah Al Faruq
Banyak cara untuk bisa memajukan atau memaksimalkan harga diri. Akan tetapi , tak sedikit dari kita dengan tingkah laris yang jelek , malah bisa menjatuhkan harga diri kita.
Penyebabnya mungkin hal-hal sepele yang simpel kita temui. Hal ini bisa terjadi alasannya kita terlalu menuruti atau mengikuti kemauan dari emosi yang kita miliki.
Memang , jikalau dibilang , emosi setiap orang itu seluruhnya tinggi. Mereka tak akan membisu jikalau hidup atau harga diri mereka diganggu. Maka , insan akan berontak untuk bisa menolong harga dirinya.
Akan tetapi , sikap seseorang yang cerdas dalam menghadapi segala bentuk suasana atau kondisi , orang tersebut tak akan ikut murka dengan suasana yang seumpama itu. Orang cerdas akan bisa mengatur emosi yang ia miliki walau perih dan sakit.
Orang-orang seumpama ini tahu , alasannya nanti , perbuatan jahat tidak akan dibalas di dunia saja , melainkan juga di darul abadi yang jauh lebih pedih.
Jadi , bisa dibilang jikalau ada orang yang mengejek , mengolok-olok , memarahi , ya biarkan saja. Karena orang seumpama ini condong mengikuti emosi mereka yang tinggi dan nantinya muncul perbuatan negatif.
Api dilawan dengan api , tidak bisa!
Api haruslah dilawan dengan air. Kemarahan seseorang atau usikan orang lain terhadap kita , mesti kita tanggapi dengan santai dan halus , mudah-mudahan api yang membara tersebut bisa meleleh.
Berbeda jikalau dengan menanggapinya dengan emosional , keduanya akan saling berontak. Seperti ingin menang sendiri , tidak ingin kalah dan lain sebagainya. Kaprikornus , tolong-menolong , inilah pentingnya harga diri alias harkat dan martabat.
Membahas tentang harga diri , di bawah ini ada sifat atau sikap ataupun tingkah laris yang dapat menjatuhkan harga diri insan di mata orang lain atau di masyarakat. Kaprikornus , beberapa sikap di bawah ini sebisa mungkin mesti bisa kita hindari.
Tingkah Laku yang Bisa Menjatuhkan Harga Diri
1. Mengejek
Mengejek itu seakan dirinya paling benar dan paling cakap sendiri sehingga dirinya bisa mengejek orang lain.
Salah satu rujukan yang paling simpel dijumpai yakni di kelas. Jika ada sobat kalian yang mendapat nilai jelek , tentu ada saja orang yang hendak mengejeknya. Padahal , yang mengejek belum tentu lebih baik dari yang diejek.
Mengejek juga menjadi salah satu sikap yang tercela dan tidak layak dicontoh. Apabila kita sering mengejek orang lain , tentu tidak akan ada yang berteman dengan kita suatu dikala nanti.
Sangat sakit rasanya apabila kita diejek oleh orang lain. Apa boleh buat , cukup didiamkan saja , biarkan beliau mengejek sepuasnya , nanti juga akan terkena apesnya sendiri dan bahkan tidak mempunyai teman.
2. Berbicara dengan Kasar
Orang-orang akan sungguh disenangi dan disegani oleh orang lain jikalau dirinya bisa mengatakan dengan sopan dan santun.
Terlebih , mengatakan terhadap orang cukup umur atau yang lebih renta , diharuskan untuk bersikap lebih santun. Sama halnya dengan sobat sebaya atau mungkin dengan yang lebih muda , tetap jaga perkataan dengan santun.
Berbeda halnya dengan orang yang berangasan dalam berbicara. Orang yang seumpama ini seumpama tidak memilii hati nurani dikala berbicara. Selalu berangasan setiap apa yang keluar dari mulutnya.
Orang yang berkata berangasan ini juga condong tidak disenangi oleh sobat dan kemungkinan besar nanti juga pasti akan dijauhi oleh teman. Apabila senantiasa akrab dengan orang tersebut , maka kita akan tertular sikap tercela , senantiasa berkata berangasan terhadap orang lain , yang tentu tidak baik untuk kita dan masa depan nanti.
3. Melakukan Hal yang Buruk
Melakukan hal-hal yang jelek banyak umpamanya , tetapi salah satu umpamanya di sini seumpama menyontek.
Memang , di dikala ulangan menjadi salah satu cobaan bagi kita , hingga di mana kesanggupan menuntut ilmu kita. Serta , dikala acara menuntut ilmu mengajar , kita menyimak apa yang Guru ajarkan atau tidak , memahami atau tidak.
Kerjakan ulangan dengan jujur. Jangan hingga ada yang menyontek. Jika ada yang mencontek , maka si anak tersebut mempunyai gambaran jelek dan akan dicap selaku anak yang suka menyontek.
Anak yang gemar mencontek , apabila mendapat nilai manis , pasti akan mendapat sindiran dari teman-teman. "Lah nilai manis alasannya nyontek , buat apa?"
Jika orang yang gemar mencontek dari kecil , maka akan tetap terbawa hingga kelak cukup umur nanti. Bisa hilang , asal ada niat untuk berupaya dan tidak mengulangi perbuatan tercela tersebut. Bahkan , dijauhi oleh sobat juga bisa saja alasannya nilai manis yang didapat hanyalah hasil dari kecurangan.
4. Berpikir Negatif
Setiap ada suatu hal yang menimpa dirinya atau menimpa orang lain , maka orang seumpama ini akan senantiasa berpikir negatif.
Contohnya , "Wah pensil gres temanku nih. Tapi , kok jelek banget ya , nggak nikmat buat nulis." Itulah yang ada dalam fikiran seseorang jikalau senantiasa berpikir negatif.
Sebagai insan , jikalau kita mempunyai sesuatu yang gres atau barang gres , diharuskan untuk bisa bersyukur. Bukan malah berpikiran negatif dengan apa yang kita miliki atau dengan apa yang sobat kita miliki.
Berpikirlah jauh lebih positif. Dengan adanya pensil gres milik sobat itu , bisa menghasilkan sobat itu menjadi bebannya kurang alasannya bisa menulis kemudian dihapus apabila ada kesalahan.
5. Pemalas
Orang malas memang sungguh tidak disukai. Disuruh untuk menjalankan sesuatu , jawabannya "malas" , ada juga yang "nanti". Sudah bilang nanti namun tidak dilaksanakan.
Salah satu umpamanya , jikalau ada anak yang malas di kelas , dan diminta oleh Bapak atau Ibu Guru menghasilkan golongan , maka tidak ada sobat yang hendak berkelompok dengan orang malas tersebut , sepintar apapun beliau , meskipun malas , tetap akan dijauhi oleh teman-temannya.
Orang malas itu balasannya seumpama hidup namun tidak punya cita-cita sama sekali. Pikirannya senantiasa kosong , atau entah menimbang-nimbang apa , sehingga kita sendiri juga malas untuk berteman dengan orang malas itu.
6. Menghujat Takdir
Takdir memang mesti kita terima dengan nrimo , alasannya itu semua yakni kehendak yang sudah diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa terhadap kita selaku insan , makhluk-Nya.
Contohnya , jikalau kita diberi duit saku sedikit. Berbeda dengan teman-teman yang mempunyai duit saku banyak. Ya sewajarnya mesti kita terima saja.
Semisal kita tidak dapat berbelanja jajan seumpama teman-teman yang lain , bawalah bekal untuk sekolah. Toh juga , jajan di sekolah belum tentu sehat , jadi lebih baik bawa bekal sendiri dari rumah.
Dengan permasalahan duit saku sedikit , mesti tetap disyukuri. Cara kita yakni mengakali bukan mengeluhkan kondisi yang terjadi pada diri kita. Orang renta kita tidak dapat , atau hidup sederhana , ya kita mesti sadar jikalau diberi duit saku sedikit.
Berbeda dengan mereka yang mempunyai duit saku banyak , ya tidak apa-apa. Jalan hidup seseorang berlainan , yang penting cara berpikir kita dalam mengantisipasi suatu hal , itu yang sungguh diperlukan.
7. Lempar Batu Sembunyi Tangan
Lempar watu sembunyi tangan ini merupakan suatu peribahasa , yang mempunyai makna , orang yang tidak bertanggung jawab terhadap apa yang sudah ia lakukan. Atau dengan kata lain , pengecut!
Contohnya , ada anak yang badung terhadap sobat lain. Dia menempelkan suatu goresan pena di kertas , terhadap punggung sobat lain.
Setelah ada yang menanyai terhadap seluruh siswa , tidak ada yang mengaku , padahal ada. Inilah salah satu ciri orang yang tidak bertanggung jawab akan perbuatannya , alias pengecut. Beraninya cuma di belakang.
Jika orang yang dijahili tersebut tahu siapa pelakunya , maka , si pengecut tersebut akan dijauhi oleh teman-temannya dan tidak akan ada lagi yang mengajaknya bermain.
8. Pilih Kasih
Di masa yang seumpama dikala ini , tak sedikit orang yang pilih kasih terhadap orang lain.
Semisal , orang akan condong pilih kasih dikala mempunyai sobat yang berilmu dan bisa segalanya. Orang bertipe seumpama ini condong malas untuk berteman dengan sobat lainnya.
Banyak rujukan di sekeliling lingkungan penduduk kita , orang cukup umur umumnya juga akan lebih mengenal terhadap sosok tertentu saja , mereka seumpama bersikap hirau tak hirau terhadap yang lainnya.
Waktu tidak untuk kita sia-siakan , melainkan kita manfaatkan semaksimal mungkin. Karena , waktu yang sudah terlewat tidak dapat kita ulang lagi.
Gunakanlah waktu untuk hal-hal yang berfaedah , hal yang positif.
Jika kita sedang ada waktu luang atau ada waktu yang tidak terpakai , maka jangan leyeh-leyeh atau berpangku tangan , gunakanlah untuk mencari ilmu dan mengasah ilmu. Karena , ilmu bisa kita temukan dari mana saja.
Waktu juga bisa kita gunakan dengan baik umpamanya melaksanakan hal-hal gres yang seru dan berfaedah , yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Hal ini dikarenakan , waktu untuk bersenang-senang , untuk senang juga diperlukan untuk refreshing otak kita. Jangan terpaku pada suatu hal saja. Bahagialah!
9. Menyia-nyiakan Waktu
Waktu memang sungguh berharga.Waktu tidak untuk kita sia-siakan , melainkan kita manfaatkan semaksimal mungkin. Karena , waktu yang sudah terlewat tidak dapat kita ulang lagi.
Gunakanlah waktu untuk hal-hal yang berfaedah , hal yang positif.
Jika kita sedang ada waktu luang atau ada waktu yang tidak terpakai , maka jangan leyeh-leyeh atau berpangku tangan , gunakanlah untuk mencari ilmu dan mengasah ilmu. Karena , ilmu bisa kita temukan dari mana saja.
Waktu juga bisa kita gunakan dengan baik umpamanya melaksanakan hal-hal gres yang seru dan berfaedah , yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Hal ini dikarenakan , waktu untuk bersenang-senang , untuk senang juga diperlukan untuk refreshing otak kita. Jangan terpaku pada suatu hal saja. Bahagialah!
10. Membiarkan Kebodohan
Contoh gampangnya seumpama ini , ada sobat yang mengatakan tetapi salah. Kita selaku sobat semestinya memperingatkan ini yang benar dan itu yang salah , bukan malah membiarkannya saja.
Jika dibiarkan , ilmu yang salah milik sobat tadi nanti bisa saja terbawa hingga kelak ia cukup umur nanti , dengan menjinjing ilmu yang tidak valid.
Memang , untuk mengenali atau mendapat ilmu wawasan yang jauh lebih baik , diperlukan crosscheck atau bisa ditambah dengan data dan fakta yang ada di lapangan.
11. Jarang Beribadah
Ibadah merupakan salah satu bentuk pendekatan kita selaku insan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa.
Mengingat , agama di Indonesia itu sungguh bermacam-macam , seumpama :
- Islam
- Kristen
- Katolik
- Hindu
- Buddha
- Konghucu
Semuanya beragam. Keberagaman inilah yang semestinya bisa menghasilkan Indonesia kian mempunyai efek dengan perbedaan.
Kembali lagi membahas tentang permasalahan ibadah , bisa dibilang juga jikalau orang yang jarang beribadah , maka kepercayaan yang dimiliki lemah alasannya jarang atau nyaris tidak pernah melaksanakan pendekatan terhadap Tuhan yang Maha Kuasa.
Orang yang jarang ibadah kerap kali hatinya kotor dan condong lebih emosional ketimbang orang yang ulet beribadah. Kaprikornus , beribadah itu sungguh penting dan sudah menjadi kewajiban bagi kita selaku seorang manusia.
12. Suka Berbohong
Orang yang berbohong nantinya akan menjadi orang yang tidak disenangi oleh orang lain dan orang lain tak akan mau mempercayainya lagi.
Kita selaku insan , diharuskan bisa menyodorkan amanat dengan baik. Kaprikornus , sampaikanlah apa adanya , walau itu menyakitkan , maka tetap mesti jujur , jangan berbohong dengan keadaan.
Jangan pernah untuk sekali-sekali menanamkan sikap yang suka berbohong alasannya tentu tidak akan disenangi oleh orang lain walau kelak nanti kalian berkata jujur sekalipun , orang lain tetap tak akan bisa mempercayainya.
13. Melanggar Peraturan
Peraturan dibentuk untuk dipatuhi. Peraturan dibentuk mudah-mudahan kita bisa lebih tertib lagi.
Bahkan , di suatu desa atau dalam kehidupan bermasyarakat , kita juga dikontrol dengan yang namanya norma. Walau tidak tertulis , tetapi mesti tetap kita taati.
Orang yang senang melanggar peraturan , artinya orang tersebut sulit untuk diatur. Orang lain menjadi malas untuk berteman atau bercengkerama dengannya.
Orang yang suka melanggar peraturan ini juga condong mempunyai sikap emosional dan sikap keegoisan yang tinggi. Terlihat bukan , ingin senantiasa benar sendiri , padahal apa yang dilaksanakan olehnya itu salah dan justru meresahkan orang lain.
14. Sering Membolos
Siswa yang gemar membolos sungguh mengecewakan sekali. Apa yang ada di dalam pikirannya hingga dirinya mau membolos dan menyulitkan orang tua.
Jadilah siswa-siswi yang berilmu , berprestasi sehingga bisa membahagiakan orang tua. Jangan membolos , ini salah satu sikap yang tercela dan tidak layak untuk dicontoh.
Sebagai seorang pelajar , kewajiban kita ya untuk menuntut ilmu , baik itu di sekolah maupun di rumah. Bukan malah membolos yang serupa sekali tidak ada gunanya dan membuang-buang waktu saja.
15. Pelit
Jangan pernah tanamkan sikap pelit di dalam diri kita.
Karena , orang pelit juga akan dijauhi oleh orang lain. Di dikala dimintai bantuan oleh orang lain , malah tidak ada yang menampilkan bantuan , bahkan bersikap datar saja.
Sebagai seorang insan , yang kodratnya selaku makhluk sosial , secara otomatis juga mesti bisa saling menolong jikalau ada orang lain yang sedang dalam kesusahan. Nah itulah yang kita laksanakan untuk bisa menolong , jangan pelit.
Coba bayangkan jikalau kita sedang dalam kondisi susah. Orang lain pelit terhadap kita , tidak ada yang mau menolong kita. Tidak nikmat bukan? Maka , ayolah saling menolong dan saling tolong-menolong.
16. Minder
Kalian tahu arti minder?
Minder merupakan suatu kondisi , di mana seseorang merasa tidak lebih baik ketimbang orang lain.
Apabila kita mempunyai rasa minder , maka tidak baik untuk kemajuan mental kita. Mengapa? Karena , seseorang yang mempunyai rasa minder tinggi , akan sulit untuk bisa berkembang.
Hal ini dikarenakan , bagi orang yang mempunyai rasa minder akan senantiasa ada kekurangan-kekurangan di dalam dirinya dan tak ada sedikitpun keunggulan yang ada di dalam dirinya.
Memang , rasa minder ini masuk akal dan siapa saja tentu juga pernah mengalaminya. Kita tahu , bahwa setiap insan yang mempunyai kelemahan tentu juga mempunyai kelebihan. Kaprikornus , buat apa minder? Untuk apa?
17. Menyimpan Kelebihan
Setiap orang mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
Nah , jikalau mempunyai keunggulan , untuk apa kita tutup-tutupi? Kelebihan untuk kita tonjolkan , melainkan bukan untuk dipamerkan.
Jika kita mempunyai keunggulan dalam suatu bidang , untuk apa kita ragu menonjolkannya? Cobalah angkat keunggulan tersebut mudah-mudahan diri kita menjadi seorang yang berkualitas.
Setiap orang tentu mempunyai kelebihannya masing-masing. Pasti! Tidak ada yang tidak mempunyai kelebihan. Kaprikornus , jikalau mempunyai keunggulan , jangan cuma disimpan di dalam diri masing-masing saja ya , melainkan kita tonjolkan , inilah keunggulan yang kita miliki.
18. Sombong
Sombong merupakan salah satu bentuk dikap tercela yang mana seseorang merasa gembira terhadap dirinya sendiri. Memandang seperti dirinya lebih besar dan lebih benar ketimbang orang lain.
Maka dari itu , jauhi sikap sombong. Bahkan , seringkali jikalau orang arogan , tidak menutup kemungkinan jikalau dirinya juga meremehkan orang lain hingga merendahkan orang lain.
Sombong menjadi salah satu sikap yang sungguh berbahaya dan mesti kita jauhi , alasannya dengan arogan , seseorang tersebut tidak akan pernah senang dengan yang namanya kritik dari orang lain. Hal ini dikarenakan , seseorang yang arogan sudah merasa tepat , tidak mempunyai kelemahan , jadi , buat apa dikritik. Tidak ada gunanya!
Sombong juga sungguh menakutkan. Hal ini terungkap , jikalau ada orang lain yang jauh lebih bisa dari dirinya , maka si arogan akan merasa tersaingi. Bisa jadi korelasi keduanya nanti akan retak.
19. Acuh Tak Acuh Terhadap Orang Lain
Acuh tak hirau sama saja dengan hambar atau masa kurang berilmu dengan apa yang ada di hadapannya atau yang ada di sekitarnya.
Jadi , bisa dibilang jikalau hirau tak hirau yakni suatu ungkapan yang mana orang tersebut tidak mau tahu dengan apa yang dilaksanakan orang lain , dengan urusan orang lain. Bahkan , orang yang hirau tak hirau ini tidak pernah mau dalam menampilkan perhatian.
Sebagai insan , sebisa mungkin untuk menetralisir rasa hirau tak acuh. Karena , kita itu hidup dengan saling berdampingan , memerlukan kesadaran satu sama lain jikalau ada orang lain yang terluka maupun membutuhkan.
Kita mesti peka terhadap kondisi , bukan malah hambar terhadap keadaan.
20. Acuh Tak Acuh Terhadap Dirinya Sendiri
Ada juga orang yang sungguh ajaib , lucu , hirau tak hirau dengan dirinya sendiri.
Tidak cuma dengan llingkungan sekitar , tetapi juga hirau tak hirau dengan dirinya sendiri.
Biasanya , apa yang sudah menjadi kebiasaan , walau itu jelek , dan jikalau diingatkan oleh orang lain , orang ini akan merasa hirau tak hirau alasannya merasa dirinya sudah lebih baik , untuk apa diperbaiki.
Akan tetapi , sikap hirau tak hirau ini tidak jauh lebih parah dari sombong. Akan tetapi , jikalau sikap hirau tak hirau masih tetap dipelihara , tidak menutup kemungkinan bisa menghasilkan dirinya menjadi seseorang yang egois.

Tidak ada komentar untuk "20 Tingkah Laris Yang Bisa Menjatuhkan Harga Diri - Habibullah Al Faruq"
Posting Komentar