Macam-Macam Bahaya Non Militer Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq

Macam-Macam atau Bentuk Ancaman Non Militer dan Penjelasannya - Ancaman Non Militer atau Ancaman Nir Militer memiliki karakteristik yang berlainan dengan ancaman militer , di mana bisa diterangkan jikalau Ancaman Non Militer ini merupakan ancaman yang tidak bersifat fisik , serta bentuknya yang tidak terlihat , menyerupai pada ancaman militer , lantaran ancaman ini berdimensi ideologi , politik , ekonomi , sosial budaya , teknologi pemberitahuan serta keamanan umum. [1]

Ancaman ini tidak menggunakan senjata , akan tetapi jikalau dibiarkan saja , bisa membahayakan kedaulatan serta keutuhan wilayah dari sebuah negara , disamping itu juga bisa membahayakan keamanan segenap bangsa.

Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini merupakan forum pemerintah yang ada di luar bidang pertahanan , sesuai dengan bentuk serta sifat ancaman yang tengah dihadapi dengan adanya sokongan dari unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Contoh dari forum pemerintah yang menghadapi adanya ancaman non militer yakni , Polisi , KPK , dewan perwakilan rakyat , Satpol PP , dan masih banyak lagi lainnya. [2]


Ancaman Non Militer Berdimensi Teknologi Informasi

Bentuk Ancaman Non Militer

Ancaman Berdimensi Ideologi
Sistem politik internasional mengalami pergantian semenjak Uni Soviet runtuh , sehingga paham komunis tidak terkenal lagi , akan tetapi , potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi ini dapat juga dalam bentuk penetrasi nilai-nilai keleluasaan (liberalisme) sehingga bisa menyebabkan terjadinya proses disintegrasi bangsa.

Ancaman Berdimensi Politik
Politik merupakan instrumen utama dalam menggerakkan perang. Hal ini menunjukan jikalau ancaman politik bisa menumbangkan sebuah rezim pemerintahan , bahkan juga bisa menghancurkan sebuah negara. Masyarakat internasional mengintervensi sebuah negara lewat politik menyerupai misalnya Hak Asasi Manusia (HAM) , demokratisasi , penanganan lingkungan hidup , serta penyelenggaraan pemerintahan yang higienis serta akuntabel.

Ancaman Berdimensi Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar dari setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi ekonomi pasti sungguh menyeleksi dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi ini terbagi menjadi 2 , yakni internal serta eksternal.
  1. Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi , pengangguran , infrastruktur yang tidak mencukupi , serta metode ekonomi yang tak cukup jelas.
  2. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berupa kinerja ekonomi yang buruk , daya saing yang rendah , tidak siapnya dalam menghadapi abad globalisasi serta tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.

Ancaman Berdimensi Sosial Budaya
Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu perihal kemiskinan , kebodohan , keterbelakangan , serta ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya pertentangan vertikal , antara pemerintah sentra dengan pemerintah kawasan , beserta dengan pertentangan horizontal yakni suku , agama , ras , dan antar golongan (SARA).

Di tahun 1994 saja misalnya , 18 pertempuran dari 23 pertempuran yang terjadi di dunia ini diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya , agama , serta etnis. Sementara itu , 75% dari pengungsi dunia yang mengalir ke aneka macam negara lain didorong dengan argumentasi yang serupa , tidak berbeda. Sementara itu , 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan oleh PBB ditujukan guna mengupayakan terciptanya perdamaian dalam aneka macam pertentangan antar etnis di dunia.

Ancaman Berdimensi Teknologi Informasi
Kemajuan akan ilmu wawasan dan teknologi yang meningkat dengan sungguh pesat serta menampilkan faedah yang sungguh besar bagi seluruh penduduk , tetapi , kejahatan juga terus mengikuti perkembangan tersebut , menyerupai misalnya kejahatan cyber dan kejahatan perbankan.

Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum
Ancaman untuk keamanan lazim bisa terjadi lantaran bencana , misal gempa bumi , gunung meletus , dan tsunami. Ancaman yang disebabkan oleh insan , misal penggunaan obat-obatan dan penggunaan materi kimia , pembuangan limbah industri , kebakaran , hingga kecelakaan alat-alat transportasi

Penjelasan Lengkap Ancaman Non Militer

Ancaman Berdimensi Ideologi
Salah satu ancaman non militer yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa serta bernegara merupakan ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya dalam menghadapi atau menangkal ancaman ini yakni dengan kebijakan serta tindakan politik yang sempurna serta intensif dalam menghambat meluasnya imbas ideologi lain terhadap ideologi Pancasila , serta rancangan penanganannya diposisikan dalam kerangka upaya bela negara.

Strategi untuk menghadapi ancaman ini dihadapi dengan rancangan pertahanan yang berlapis. Lapis terdepan dalam rancangan penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan non militer , yakni departemen atau LPND yang membidangi ideologi. Departemen serta elemen pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri akan mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan di dalam negeri mulai dari tingkat sentra hingga dengan tingkat kawasan dalam menghadapi ancaman berdimensi ideologi , sementara itu , departemen serta elemen pemerintahan yang membidangi politik mancanegara mengerahkan segala jajarannya yang tersebar dalam setiap negara untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang dapat mengancam ideologi Pancasila.

Unsur pemerintah yang membidangi pemberitahuan mendinamisasikan kekuatan nasional pada bidang pemberitahuan untuk melakukan "operasi pemberitahuan imbangan". Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan menampilkan pengajaran serta kesadaran akan ideologi Pancasila yang secara bertingkat dan berlanjut pada para siswa dan mahasiswa pada semua tingkat dan jenjang pendidikan.

Unsur pemerintah yang membidangi agama mempekerjakan para pemimpin agama untuk menjadi teman dari pemerintah dalam menyinergikan seni administrasi dalam membentengi penduduk dari aneka macam ancaman penetrasi ideologi abnormal yang dapat membahayakan serta menghancurkan harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan negara. Peran lapis pertahanan militer di dalam hal ini diwujudkan dalam kesibukan pelaksanaan bakti Tentara Nasional Indonesia yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI.

Titik berat pelaksanaannya merupakan dengan kenaikan komunikasi sosial Tentara Nasional Indonesia yang bersinergi dengan tindakan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur non militer sesuai dengan bidangnya masing-masing , utamanya dalam materi non fisik. Komunikasi sosial Tentara Nasional Indonesia diselenggarakan dalam format kenaikan kesadaran bela negara , dengan mempergunakan program bela negara di lingkungan pekerjaan , pendidikan , serta perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila.


Ancaman Berdimensi Politik
Dalam menghadapi ancaman non militer yang berdimensi politik , pertahanan non militer di dalam bidang politik menjadi elemen serta kekuatan utama yang dibantu oleh elemen non militer yang yang lain , tergolong kekuatan dari elemen pertahanan militer. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilaksanakan dengan lewat 2 macam pendekatan.
  • Pendekatan ke Dalam
    • Pendekatan ke dalam yakni pembangunan serta penataan metode politik dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai pluralisme bangsa Indonesia. Hasil yang diinginkan merupakan terciptanya stabilitas politik di dalam negeri yang dinamis serta menampilkan imbas penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam ditangani lewat pembangunan serta penataan metode politik di dalam negeri yang dibungkus ke dalam penguatan 3 pilar berikut.
      • Pertama , penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah , efektif , higienis , berwibawa , serta bertanggung jawab yang memiliki kesanggupan untuk merealisasikan tujuan pembentukan pemerintah negara , menyerupai yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
      • Kedua , penguatan forum legislatif sehingga menjadi forum yang bermutu dan professional di bidangnya. Lembaga legislatif yang dapat bersinergi dengan pemerintah dalam memproses serta melahirkan produk-produk legislasi yang efektif dan konstektual untuk kepentingan pembangunan nasional. Lembaga legislatif yang melakukan fungsi kendali secara efektif terhadap penyelenggaraan pemerintahan di dalam kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan maupun pribadi , serta menurut kaidah serta etika bernegara dalam negara demokrasi.
      • Ketiga , penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi massa selaku instrumen dalam melakukan pemberdayaan penduduk selaku subjek politik serta subjek pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban dalam merealisasikan serta mengembangkan kiprahnya di dalam pendidikan politik untuk warga negara , utamanya konstituennya sehingga menjadi warga negara yang sadar akan aturan yang mengerti keharusan serta hak selaku warga negara. [3]
  • Pendekatan Keluar
    • Pendekatan keluar yang diarahkan untuk mendinamisasikan seni administrasi beserta upaya diplomatik lewat kenaikan kiprah instrumen politik mancanegara dalam membangun kolaborasi dan saling yakin dengan negara-negara yang lain selaku keadaan untuk menghambat atau meminimalisir potensi pertentangan antar negara , yang dimulai dari tataran internal , regional , supraregional , hingga global.
      • Lingkup Internal , yakni lewat penciptaan , pembangunan dan kenaikan keadaan di dalam negeri yang kian mantap dan stabil , yang juga diikuti dengan upaya-upaya kenaikan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berefek serta penguatan dan kenaikan kehidupan sosial kemasyarakatan.
      • Lingkup Regional , politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk senantiasa aktif dan berperan dalam membangun serta mengembangkan kolaborasi dengan negara lain dalam kerangka prinsip yang saling yakin , saling menghargai , dan tidak saling mengintervensi urusan dalam negeri.
      • Lingkup Supraregional , politik mancanegara dikembangkan untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bareng dengan Cina , Jepang , Korea Selatan , India , Australia , dan Selandia Baru , dengan lewat kekerabatan bilateral yang serasi dan terpelihara serta diwujudkan dalam kolaborasi yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam itulah , kinerja politik mancanegara Indonesia mesti bisa membangun kekerabatan serta kolaborasi yang dapat memberi jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI , tidak adanya intervensi , utamanya jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
      • Lingkup Global , politik mancanegara mesti memainkan kiprahnya dengan optimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional lewat eksistensi Indonesia selaku salah satu dari anggota PBB , Gerakan Non-Blok , Organisasi Konferensi Islam (OKI) , serta Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi mesti bisa mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang  mengancam kedaulatan serta kepentingan nasional Indonesia serta melakukan tindakan pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan , keutuhan wilayah NKRI , menyebarkan seni administrasi pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang ditangani elemen pertahanan non militer. Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik bisa berwujud konferensi tahunan para Menteri Pertahanan seluruh ASEAN (ADMM) para Panglima Tentara seluruh ASEAN (CDFIM) dan aneka macam konferensi para pejabat tinggi militer yang lain.

Ancaman Berdimensi Ekonomi
Dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi , metode dan upaya pertahanan negara yang ditempuh dengan cara membangun ketahanan di bidang ekonomi lewat penataan metode ekonomi nasional yang sehat dan memiliki daya saing. Sasaran dari pembangunan bidang ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk perwujudan stabilitas ekonomi yang memberi imbas kemakmuran dan penangkalan yang efektif sekaligus dapat menjadi pemenang di dalam abad globalisasi.

Aspek ekonomi dalam kerangka pertahanan negara memiliki kiprah yang cukup vital. Ekonomi dengan pertumbuhan yang cukup tinggi akan memungkinkan terselenggaranya pembangunan pertahanan yang berdaya tangkal. Bahkan , keadaan perekonomian nasional yang cukup tinggi tersebut menjadi daya tangkal pertahanan yang cukup efektif.

Tantangan perekonomian Indonesia ke depannya diperhadapkan dengan abad komunitas bebas ASEAN 2015 , dengan produk-produk abnormal akan masuk dengan bebas dan berkompetisi dengan produk dalam negeri. Untuk menghadapi tantangan tersebut , maka diperlukanlah upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing lewat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi yang tiba dari faktor internal , prioritas kebijakan bisa berupa penciptaan lapangan kerja yang padat karya selaku penyelesaian untuk memberantas kemiskinan , pembangunan infrastruktur , penciptaan iklim kerja keras yang aman , serta penyeleksian teknologi yang sempurna guna selaku penyelesaian pemerataan peluang kerja.

Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dalam faktor eksternal , Indonesia mesti membangun serta mempertahankan kekerabatan baik dengan negara-negara utama dalam tatanan ekonomi politik dunia Membangun dan mempertahankan kekerabatan yang bagus dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dunia sungguh penting dalam upaya kenaikan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi , menyebarkan pilihan strategis untuk menolong elemen utama dari pertahanan non militer. Pada hal ini , keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam mengembangkan kerja keras pertahanan dalam bikin keadaan keamanan nasional yang dapat terkendali , menolong kelangsungan distribusi komoditas serta keperluan primer penduduk , utamanya pada kawasan pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat untuk dijangkau dengan fasilitas transportasi umum.

Program Bakti Tentara Nasional Indonesia yang melibatkan kolaborasi dengan elemen pertahanan non militer yang lain bisa lebih ditingkatkan pada perbaikan fasilitas prasarana penduduk yang menenteng efek dalam kenaikan kesanggupan ekonomi masyarakat.

Ancaman Berdimensi Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya ini bisa dibedakan atas ancaman dari dalam serta ancaman dari luar.

Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan , kebodohan , keterbelakangan , serta ketidakadilan. Isu-isu ini menjadi titik pangkal dari segala permasalahan menyerupai separatisme , terorisme , kekerasan yang menempel berurat berakar , kejadian selaku akhir tindakan dari manusia. Isu-isu ini usang kelamaan menjadi bakteri penyakit yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa , nasionalisme , serta patriotisme.

Watak dari kekerasan yang menempel dan berurat berakar berembang menyerupai api yang ada pada sekam di golongan penduduk yang menjadi pendorong konflik-konflik antar penduduk atau pertentangan vertikal yang terjadi antara pemerintah sentra dan pemerintah daerah. Konflik horizontal yang berdimensi suku , agama , ras dan antar golongan (SARA) intinya timbul selaku salah satu akhir dari masih melekatnya perilaku kekerasan dalam diri. Watak kekerasan ini pula yang mendorong tindak kejahatan , tergolong dalam pengrusakan lingkungan dan kejadian bikinan manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta menciptakan imbas domino sehingga bisa melemahkan mutu bangsa Indonesia.

Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya yang dari mancanegara sulit dibendung mempengaruhi tata nilai hingga terhadap tingkat lokal. Kemajuan dari teknologi pemberitahuan memunculkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antar penduduk yang terjadi secara langsung. Yang terjadi tidak hanya transfer pemberitahuan , tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai luar secara serta merta dan sulit untuk ditangani kontrol.

Sebagai bentuk alhasil , terjadi benturan tata nilai sehingga lambat laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa menjadi kian terdesak , misal oleh nilai-nilai individualisme , konsumerisme , dan hedonisme. Diakui jikalau nilai-nilai luar tidak seluruhnya negatif , banyak pula nilai positif yang terkandung bisa memberi imbas pertumbuhan untuk diterapkan. Nilai-nilai luar yang positif antara lain menyerupai kedisiplinan , keuletan dalam melakukan pekerjaan serta mencar ilmu , serta pemanfaatan waktu untuk melakukan sesuatu yang produktif sehingga masyarakatnya menjadi sejahtera. Nilai-nilai positif tersebut layak untuk diadopsi serta dipraktekkan dalam membangun penduduk Indonesia.

Dimensi sosial budaya yang menjadi ancaman yang melemahkan bangsa Indonesia diantaranya menyerupai peredaran narkotika serta obat-obatan yang terlarang , bisa mengancam para generasi muda Indonesia. Di samping itu juga peredaran media cukup umur serta jual beli perempuan selain mengancam moral juga menjadi salah satu media penyebaran virus HIV/AIDS. Penetrasi nilai-nilai budaya dari mancanegara yang sukar dibendung terkadang memunculkan terjadinya benturan peradaban yang dapat mengancam nilai-nilai serta kearifan setempat maupun nasional , sehingga ketahanan nilai-nilai budaya merupakan sebuah bentuk keniscayaan.

Ancaman Berdimensi Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara
Dalam bidang administrasi , upaya kenaikan diarahkan dalam penataan organisasi , prosedur kerja , metode komando , serta pengendalian dan kekerabatan antara departemen maupun lembaga. Di dalam bidang kemampuan serdadu , upaya yang dilaksanakan dengan lewat kenaikan fungsi dan kiprah kelembagaan Tentara Nasional Indonesia yang dapat membekali para serdadu dengan kemampuan yang mereka butuhkan dalam melakukan tugas-tugasnya tersebut.

Jika dalam hal sokongan fasilitas dan prasarana , pemerintah akan memperlengkap Tentara Nasional Indonesia dengan Alutsista yang menjamin mobilitas Tentara Nasional Indonesia serta perlengkapan yang terbaru , hal ini bisa digunakan selain untuk kepentingan pertahanan dalam menghadapi ancaman militer , juga bisa dimanfaatkan dalam tugas-tugas penanggulangan bencana , pengungsian , serta sumbangan kemanusiaan.

Pertahanan Militer dalam menghadapi ancaman non militer bersifat lintas negara. Ancaman Non Militer yang bersifat lintas negara merupakan ancaman keamanan lintas negara yang teratur di mana melibatkan para pelaku dari negara lain. Bentuk ancaman yang dimaksud merupakan aksi terorisme internasional , gangguan keamanan di wilayah bahari , gangguan keamanan dirgantara , serta gangguan keamanan di sepanjang garis perbatasan darat. Bentuknya yang dapat berupa penyelundupan senjata , penyelundupan insan beserta dengan materi peledak , perompakan dan pembajakan , pembalakan liat , penangkapan ikan secara tidak sah , dan masih banyak yang lainnya.

Unsur pertahanan militer yakni satuan-satuan Tentara Nasional Indonesia sanggup didayagunakan dalam menanggulangi bentuk-bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara yang ditangani oleh para pemain film non negara dari negara lain maupun yang melakukan pekerjaan sama dengan aktor-aktor di Indonesia. Dalam tingkat tertentu di mana ancaman keamanan lintas negara bisa membahayakan keamanan bangsa Indonesia serta mengancam kepentingan nasional Indonesia , pemerintah bisa menggunakan kekuatan Tentara Nasional Indonesia untuk mengatasinya. Pendayagunaan elemen pertahanan militer dalam menanggulangi bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara bisa diposisikan dalam lingkup kiprah pelibatan Tentara Nasional Indonesia yang meliputi pengawalan pada wilayah-wilayah perbatasan , pulau-pulau kecil terdepan , keamanan bahari dan perairan , keamanan wilayah udara , bandar udara , serta pelabuhan.

Penanganan ancaman keamanan tersebut oleh elemen Tentara Nasional Indonesia berupa unjuk kekuatan selaku penggentar dalam rangka menghambat , elemen penindakan permulaan , tergolong juga dalam kekuatan campuran gotong royong dengan unsur-unsur non militer. Mengatasi ancaman keamanan lintas negara intinya merupakan kiprah dari Tentara Nasional Indonesia yang dilaksanakan lewat OMSP. Dalam hal penegakan keamanan yang ada di bahari , Tentara Nasional Indonesia memiliki kewenangan polisional untuk menangani bentuk-bentuk ancaman keamanan lintas negara yang mengusik keamanan di perairan Indonesia hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Bentuk-bentuk penanganan oleh Tentara Nasional Indonesia untuk menegakkan keamanan di bahari meliputi pengusutan , pengejaran , penangkapan dan penyidikan terhadap para pelaku tindak kejahatan yang berada di laut. Dalam kerangka fungsi polisional , Tentara Nasional Indonesia tak melakukan fungsi pengadilan yang menjadi fungsi penegak aturan dari elemen non militer. Penegakan keamanan di udara merupakan penggalan yang menyibukkan dipisahkan dari fungsi Tentara Nasional Indonesia dalam menegakkan kedaulatan negara , keutuhan wilayah , serta keamanan bangsa.

Penegakan keamanan di udara di samping untuk mempertahankan wilayah udara dari segala bentuk pelanggaran kedaulatan di udara juga menampilkan imbas untuk keamanan penerbangan sipil yang merupakan ranah otoritas sipil. Tentara Nasional Indonesia memiliki kesanggupan dalam menegakkan keamanan di udara lewat metode perlengkapan dan personel yang mereka miliki. Dalam menanggulangi ancaman serta gangguan keamanan di udara , Tentara Nasional Indonesia melakukan kiprah OMSP sesuai dengan batas-batas kewenangan TNI. [4]

Tidak ada komentar untuk "Macam-Macam Bahaya Non Militer Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq"