Pengertian Budaya Politik Dan Pembahasan Lengkap - Habibullah Al Faruq

Pengertian Budaya Politik dan Pembahasan Lengkap - Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari perumpamaan the political culture. Sebagai salah satu konsepnya , perumpamaan ini diperkenalkan oleh Gabriel A. Almond dalam tulisannya yang berjudul Comparative Political System di tahun 1956 silam.

Pada tahun 1960 sampai 1970 , Gabriel A. Almond menyebarkan rancangan budaya politik bareng dengan Sidney Verba , mereka bisa menciptakan suatu buku yang sungguh kokoh dalam kemajuan ilmu politik , yakni The Civic Culture. Buku ini berisi mengenai hasil observasi Gabriel A. Almond dan Sidney Verba mengenai budaya politik yang ada di 5 (lima) negara , yakni di negara Amerika , Inggris , Italia , Jerman , dan Meksiko.

Para pakar politik yang ada di Indonesia menerjemahkan rancangan civic culture menjadi budaya politik atau kebudayaan politik.

Pada lazimnya , budaya politik itu diartikan selaku persepsi politik yang menghipnotis sikap , orientasi , dan opsi politik seseorang.

Atau dengan kata lain , budaya politik merupakan aspek yang menghipnotis teladan pengambilan keputusan-keputusan politik , baik itu oleh penduduk ataupun oleh pemerintah. Faktor-faktor yang ada tersebut diataranya menyerupai agama , suku bangsa , sejarah , dan status sosial.

Makna lain dari budaya politik dikembangkan oleh Almond beserta dengan Powell dalam bukunya yang berjudul Comparative Politics: A Development Approach (1966:50) yang menyatakan kalau budaya politik ini merupakan suatu bentuk rancangan yang terdiri atas sikap , nilai-nilai dan kemampuan yang tengah berlaku bagi seluruh anggota penduduk , tergolong pola-pola kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.

Sementara itu , Jack C. Plano di dalam Kamus Analisa Politik (1994:166) , menyimpulkan kalau budaya politik merupakan kumpulan wawasan yang membentuk akan teladan tingkah laris terhadap pemerintah serta metode politik dari suatu masyarakat. Ia kerap kali diartikan selaku tingkah laris politik dalam dimensi psikologis , misal pada kepercayaan , perasaan serta orientasi evaluatif. Budaya politik merupakan produk pengelaman historis yang memperlancar proses sosialisasi terhadap setiap individu. [1]

Jika di dalam Wikipedia , Budaya Politik merupakan teladan sikap suatu penduduk di dalam kehidupan bernegara , penyelenggaraan tata kelola negara , politik pemerintahan , aturan , budbahasa istiadat , serta norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota penduduk di setiap harinya.

Budaya politik juga bisa diartikan selaku suatu metode nilai bareng dari suatu penduduk yang memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik guna penduduk yang seluruhnya.

Budaya Politik
Budaya Politik , via : merdeka.com (diedit oleh Admin)

Pengertian Budaya Politik dari Para Ahli

  • Rusadi Sumintapura
    • Budaya politik tidak lain merupakan teladan tingkah laris individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu metode politik.
  • Sidney Verba
    • Budaya politik merupakan suatu metode kepercayaan empirik , simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu suasana di mana langkah-langkah politik dilakukan.
  • Alan R. Ball
    • Budaya politik merupakan suatu susunan yang terdiri dari sikap , kepercayaan emosi dan nilai-nilai penduduk yang bermitra dengan metode politik dan isu-isu politik.
  • Austin Ranney
    • Budaya politik merupakan seperangkat pandangan-pandangan mengenai politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; suatu teladan orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
  • Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell. Jr.
    • Budaya politik terdiri dari sikap , kepercayaan , nilai dan kemampuan yang berlaku bagi seluruh populasi , juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi. 

Ciri-ciri Budaya Politik

  1. Budaya politik merupakan nilai-nilai yang meningkat serta dipraktikan oleh suatu penduduk tertentu di dalam suatu bidang politik. Ciri-ciri dari budaya politik ini , selaku berikut :
  2. Adanya pengaturan kekuasaan.
  3. Proses pengerjaan kebijakan pemerintah.
  4. Adanya aktivitas dari partai-partai politik.
  5. Perilaku dari aparat-aparat negara.
  6. Adanya budaya politik yang menyangkut mengenai duduk kendala legitimasi.
  7. Adanya gejolak penduduk terhadap kekuasaan yang memerintah.
  8. Menyangkut teladan pengalokasian sumber-sumber masyarakat. [2]

Bagian-bagian Budaya Politik

Secara biasa , budaya politik tersebut dibagi menjadi tiga :
  1. Budaya politik apatis (acuh , masa udik , dan pasif).
  2. Budaya politik mobiliasasi (didorong atau sengaja dimobilisasi).
  3. Budaya politik partisipatif (aktif).

Tipe-tipe Budaya Politik

1. Budaya Politik Parokial
Budaya politik parokial merupakan budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sungguh rendah. Budaya politik suatu penduduk bisa dibilang parokial kalau frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut.

Tipe budaya politik ini pada lazimnya terdapat di dalam penduduk suku Afrika atau penduduk pedalaman yang ada di Indonesia. Dalam penduduk ini , tidak ada kiprah politik yang bersifat secara khusus. Kepala suku , kepala kampung , kyai atau bahkan dukun yang biasanya merangkum semua kiprah yang ada , baik itu kiprah yang bersifat politis , hemat atau bahkan religius.

2. Budaya Politik Kaula (Subjek)
Budaya politik kaula (subjek) yakni budaya politik penduduk yang bersangkutan sudah relaitf lebih maju , baik itu dalam sosial maupun ekonomi , tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu penduduk bisa dibilang subjek kalau terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap wawasan metode politik secara biasa dan objek output atau yang terdapat pengertian mengenai penguatan kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah. Namun , frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pengerjaan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah tak senantiasa diperhatikan.

Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah secara efektif mereka diarahakan terhadap otoritas itu. Sikap penduduk terhadap metode politik yang ada ditunjukkan dengan lewat rasa besar hati atau malah rasa tak suka. Pada pada dasarnya , dalam kebudayaan politik subyek , sudah ada wawasan yang mencukupi mengenai metode politik secara biasa serta proses penguatan kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah.

3. Budaya Politik Partisipan
Budaya politik partisipan , yakni budaya politik yang ditandai dengan adanya kesadaran politik yang sungguh tinggi. Masyarakat bisa memberi opini dan aktif dalam berkegiatan politik. Juga , merupakan suatu bentuk budaya politik yang di mana para anggota masyarakatnya yang sudah memiliki pengertian yang cukup baik mengenai empat dimensi penentu dari budaya politik.

Mereka memiliki wawasan yang mencukupi mengenai metode politik secara biasa , mengenai kiprah pemerintah dalam menciptakan suatu kebijakan beserta dengan penguatan serta ikut serta aktif di dalam proses politik yang tengah berlangsung. Masyarakat akan lebih condong diarahkan terhadap kiprah pribadi yang aktif di dalam semua dimensi yang ada di atas , meski perasaan dan penilaian mereka terhadap kiprah itu dapat saja bersifat menerima atau bahkan menolak.

Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia

Gambaran sementara akan budaya politik yang ada di Indonesia , dan pasti mesti ditelaah serta dibuktikan secara lebih lanjut , merupakan observasi mengenai variabel selaku berikut :
  • Konfigurasi subkultur yang ada di Indonesia masih bervariasi , walaupun tidak sekompleks dengan apa yang dihadapi di India misalanya , dengan menghadapi duduk kendala perbedaan bahasa , agama , kelas , kasta yang segalanya itu relatif masih riskan atau rentan.
  • Budaya politik yang ada di Indonesia di mana memiliki sifat Parokial-Kaula di satu pihak serta budaya politik partisipan yang ada di lain pihak , di satu sisi masa masih ketinggalan dalam menggunakan hak serta dalam memiliki suatu bentuk tanggung jawab politik yang mungkin disebabkan oleh adanya isolasi yang timbul dari kebudayaan luar , imbas penjajahan , feodalisme , bapakisme , serta ikatan primordial.
  • Sikap ikatan primordial yang masih kokoh berakar , di mana biasa dipahami lewat indikator yang berupa sentimen kedaerahan , kesukaan , keagamaan , perbedaan penedekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme serta non purutanisme dan lain sebagainya.
  • Kecenderungan budaya politik Indonesia di mana masih mengukuhi sikap paternalisme serta sifat patrimonial; selaku indokatornya bisa disebutkan yakni bapakisme , sikap asal bapak senang.
  • Dilema interaksi mengenai introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang sudah usang berakar selaku tradisi yang ada di dalam masyarakat.

Budaya Politik di Indonesia

Hirarki yang Tegar atau Ketat
Masyarakat yang ada di Jawa serta sebagian besar penduduk lain yang ada di Indonesia , pada dasarnya masih bersifat hirarkis. Stratifikasi sosial yang hirarkis ini terlihat dari adanya penyeleksian tegas antara penguasa atau wong gedhe dengan rakyat pada lazimnya atau wong cilik.

Masing-masing tersebut terpisah dengan lewat adanya tatanan hirarkis yang sungguh ketat. Alam fikiran serta tatacara sopan santun diekspresikan sampai sedemikian rupa sesuai dengan asal-usul kelasnya masing-masing. Penguasa bisa menggunakan bahasa yang berangasan terhadap rakyat kebanyakan. Sebaliknya , rakyat mesti mengekspresikan diri terhadap penguasa dengan bahasa yang halus.

Dalam kehidupan politik , imbas stratifikasi sosial semacam hal tersebut antara lain tercermin di dalam cara penguasa menatap diri serta rakyatnya.

Kecenderungan Patronage
Pola relasi patronage merupakan suatu budaya politik yang menonjol di Indonesia ini. Pola relasi ini memiliki sifat individual. Di dalam kehidupan politik , dengan tumbuhnya budaya politik seperti ini terlihat umpamanya di kelompok pelaku politik. Di mana mereka akan lebih menegaskan untuk mencari derma dari atas ketimbang menggali derma dari basisnya.

Kecenderungan Neo-Partimonisalistik
Salah satu kecenderungan dalam kehidupan politik yang ada di Indonesia merupakan adanya kecenderungan hadirnya budaya politik yang memiliki sifat neo-patrimonisalistik; hal ini mempunyai arti walaupun memiliki atribut yang bersifat terbaru serta rasionalistik menyerupai halnya birokrasi , sikap negara juga masih menampilkan suatu tradisi serta budaya politik yang berkarakter patrimonial.

Ciri-ciri Birokrasi Modern :
  • Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan suatu pendelegasian wewenang dari atas sampai ke bawah di dalam suatu organisasi.
  • Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang masing-masing memiliki kiprah serta tanggung jawab yang tegas.
  • Adanya aturan-aturan , regulasi-regulasi , serta standar-standar formal yang mengontrol bekerjanya organisasi serta tingkah laris para anggotanya.
  • Adanya personil yang secara teknis menyanggupi syarat , yang dipekerjakan pada dasar karir , dengan penawaran khusus yang didasarkan pada kualifikasi serta penampilan. [3]

Tidak ada komentar untuk "Pengertian Budaya Politik Dan Pembahasan Lengkap - Habibullah Al Faruq"