Penggolongan Interaksi Sosial : Proses Asosiatif| Disosiatif| Oposisi Dan Diferensiatif - Habibullah Al Faruq
Penggolongan Interaksi Sosial : Proses Asosiatif , Disosiatif , Oposisi dan Diferensiatif - Interaksi sosial merupakan suatu bentuk fondasi dari relasi yang dapat berupa suatu langkah-langkah menurut norma dan nilai sosial yang berlaku dan dipraktekkan di dalam lingkungan masyarakat.
Dengan adanya nilai dan norma yang dipraktekkan dan diberlakukan , interaksi sosial itu sendiri bisa berjalan dengan baik apabila aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada bisa dijalankan pula dengan baik. Jika tidak ada kesadaran akan pribadi masing-masing , maka proses sosial tidak akan bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan sehari-hari , insan tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya relasi antara satu dengan yang yang lain , ia akan senantiasa membutuhkan untuk mencari individu atau kelompok yang lain untuk bisa berinteraksi atau saling bertukar pikiran.
Dengan kata lain , jikalau tidak ada komunikasi atau interaksi yang terjalin antara satu sama lain , maka tidak akan mungkin kehidupan bersama. Jika hanyalah fisik saya yang saling berhadapan satu sama lain , tidak akan bisa menciptakan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi.
Sementara itu , Interaksi sosial bisa digolongkan menjadi proses asosiatif , disosiatif , oposisi dan diferensiatif.
![]() |
| Penggolongan Interaksi Sosial , sumber : paper-makalah.blogspot.com |
A. Proses Asosiatif
Proses asosiatif merupakan proses interaksi sosial yang mengarah ke dalam kolaborasi dan persatuan. Proses asosiatif ini sendiri dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi , yaitu kooperasi , kepraktisan , asimilasi dan akulturasi.
1. Kooperasi
Kooperasi yaitu bentuk kolaborasi antar warga negara dalam melakukan kegiatannya secara bersama. Tujuan dari acara kooperasi ini yaitu untuk meningkatkan masyarakat. Kooperasi dalam penduduk bisa berupa kerja bakti , baik dalam bidang politik yang dijalankan dengan perumpamaan koalisi.
Koalisi yaitu bentuk kolaborasi antara 2 (dua) atau lebih partai politik dan membentuk 1 (satu) fraksi/kekuatan politik yang baru. Di bidang ekonomi , terdapat perumpamaan merger , yaitu bergabungnya 2 (dua) atau lebih perusahaan menjadi 1 (satu) perusahaan yang baru.
Di bidang politik , kooperasi bisa terjadi di antara pihak-pihak yang menghadapi musuh atau musuh yang sama. Memiliki musuh atau musuh yang serupa inilah yang membuat argumentasi bagi mereka untuk mendorong menjadi bersatu.
Apabila kooperasi di antara beberapa pihak menenteng mereka ke dalam suatu kesuksesan , rasa saling kesengsem antara pihak-pihak tersebut akan kian meningkat.
Kelompok etnis , menyerupai halnya kelompok-kelompok sosial yang yang lain , acap kali terlibat dalam kompetisi maupun kooperasi.
2. Akomodasi
Proses kepraktisan yaitu bentuk proses yang terjadi di dalam penduduk yang ada di sekeliling kita untuk berupaya dalam melakukan norma yang berlaku. Norma merupakan aturan-aturan yang terdapat di dalam penduduk dalam bentuk yang tidak tertulis. Norma umumnya dibentuk menurut komitmen lingkungan tertentu.
Setelah norma bisa dijalankan oleh penduduk , kesempatannya norma tersebut akan dipahaminya pula oleh masyarakat. Tujuannya , agar tidak timbul pertikaian atau pertentangan yang terjadi akhir kesalahpahaman dengan norma tersebut atau dapat juga pelaksanannya yang terpaksa.
Di dalam kepraktisan , terdapat perumpamaan koersi , kompromi , mediasi , konsiliasi dan adjudikasi. Koersi adalah kepraktisan yang dipaksakan. Kompromi adalah meneyelesaikan suatu pertentangan dengan cara jalan tengah dan tidak merugikan pihak yang tengah berkonflik. Mediasi adalah solusi problem dengan cara mendatangkan pihak ketiga guna menolong menyelesaikannya. Konsiliasi adalah menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Adjudikasi adalah menyelesaikan problem sesuai dengan ketentuan aturan yang berlaku.
Proses dari kepraktisan memiliki kegunaan yang dapat kita ambil , yaitu meredakan pertentangan dan mengusahakan persatuan.
- Meredakan konflik. Usaha dalam meredakan pertentangan di dalam penduduk sangatlah diutamakan agar kerukunan tetaplah terjalin. Meski demikian , bukan bermakna pertentangan tersebut salah. Konflik dibutuhkan untuk mengoreksi wangsit atau kebijakan. Konflik menjadi negatif jikalau pelaku pertentangan tidak menggunakan nalar sehat dan condong menggunakan kekuatan massa. Konflik model inilah yang justru salah dan berlawanan dengan aturan dan norma Indonesia.
- Mengusahakan persatuan. Persatuan yang diusahakan bisa berupa penyatuan dan penggabungan usulan ataupun wangsit yang berasal dari banyak sekali individu. Dengan demikian , tidak akan terjadi perpecahan di golongan masyarakat. Perpecahan bisa disebabkan oleh banyak faktor. Faktor rentan yang menyebabkan perpecahan merupakan aspek keyakinan serta aspek ekonomi. Faktor ekonomi menjadi begitu sungguh rentan apabila terjadi celah perekonomian yang begitu nampak (jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin). Faktor hemat menjadi salah satu aspek yang sungguh sensitif jikalau tidak dikerjakan secara serius.
3. Asimilasi
Proses asimilasi yaitu proses interaksi yang terjadi pada 2 (dua) kelompok penduduk yang keduanya melebur untuk menetralisir perbedaan dalam merealisasikan persatuan. Proses ini sering terjadi lantaran kedua belah pihak merasa ingin meningkat bareng tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada.
Syarat terjadinya asimilasi adalah jikalau timbul perbedaan ciri khas di antara 2 (dua) kelompok.
Proses asimilasi bisa dibantu dengan adanya perkawinan antar kelompok toleransi , perilaku yang terbuka , dan sedikit persamaan elemen kebudayaan.
- Faktor Pendorong
- Tingkat toleransi penduduk yang tinggi. Tingkat tolerasi tinggi lantaran penduduk lebih terbuka dengan kondisi sosial yang ada di sekitarnya.
- Memiliki beraneka ragam persamaan peristiwa sejarah di dalam suatu wilayah.
- Faktor Penghambat
- Toleransi yang rendah lantaran penduduk terisolasi dari pengaruh perkembangan zaman.
- Adanya perasaan was-was atau curiga. Perasaan ini timbul disebabkan pihak lain tidak mengalami peristiwa sejarah yang serupa sehingga nilai-nilainya berbeda.
4. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang terjadi lantaran konferensi 2 (dua) kebudayaan secara berkesinmabungan. Pertemuan ini nantinya akan menciptakan ciri tertentu dan masih meninggalkan ciri yang orisinil setiap kelompok budaya.
Kita tentu pernah menyaksikan atau bahkan mendengar , baik itu secara pribadi maupun secara tidak pribadi wacana pernak-pernik candi beserta dengan reliefnya. Bentuk pernak-pernik dan relief tersebut yang dinamakan dengan akulturasi.
Lalu , akulturasinya terletak di kepingan mana?
Jawabannya , akulturasi tersebut terletak apda seni pahat relief dan struktur bangunan candi. Bangunan candi yang ada di Indonesia yaitu khas Indonesia yang sudah ada sebelum Hindu masuk ke Indonesia. Seni pahatnya yang murni orisinil dari Indonesia , cuma saja ceritanya yang menggunakan dasar epos Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.
Contoh , Sunan Kalijaga melaksanakan siar Islam di pesisir utara Pulau Jawa sampai ke tempat Demak Bintoro (Jawa Tengah sekarang). Beliau juga menggunakan rancangan wayang agar penduduk menjadi lebih gampang dalam mencerna makna dan setiap isi dari ajaran-ajarannya.
Akulturasi akan dipandang faktual apabila kita pilih-pilih dalam menerima akulturasi dan tidak asal memadukannya saja. Pedomannya merupakan nilai yang terseirat di dalam kebudayaan abnormal tidak berlawanan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
| Materi IPS Lainnya |
|---|
| Bentuk-bentuk Interaksi Sosial |
| 4 Macam Faktor Interaksi Sosial |
B. Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses interaksi sosial yang mengarah ke dalam perpecahan antar masyarakat. Proses disosiatif merupakan proses interaksi yang dijalankan dalam bentuk kompetisi , kontroversi , serta pertentangan.
Proses disosiatif ini lahi lantaran adanya kontradiksi yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan. Artinya , perbedaan wacana wangsit dan perbedaan penglihatan serta tidak ditemukannya jalan keluar bagi pihak-pihak yang saling berinteraksi.
Sangat masuk akal apabila terjadi perbedaan pada kondisi penduduk yang banyak.
Mengapa bisa dibilang selaku suatu hal yang wajar? Karena setiap pribadi yang berasal dari lingkungan berlawanan akan memiliki pertimbangan berlawanan pula.
Misal , jikalau salah satu sobat kita berasal dari tempat lain , niscaya memiliki kebiasaan yang berbeda. Jika kita menyikapinya secara terbuka dan menerima semua sobat dengan tulus dan apa adanya , maka perpecahan tidak akan pernah terjadi.
Apabila kita menilai kebiasaan orang lain yaitu kebiasaan yang salah , yang mau terjadi berikutnya merupakan saling menjelek-jelekkan sehingga kemudian timbullah suatu konflik. Konflik inilah yang menjadi akar dari suatu perpecahan yang sungguh merugikan bagi kita sendiri dan orang lain selaku kelompok sosial
C. Oposisi
Proses ini akan terjadi pada sekelompok insan yang senantiasa menjajal untuk menyalahkan hal atau kebijakan yang sudah dibentuk sebelumnya atau kebijakan yang sudah ada. Seseorang yang melaksanakan oposisi disebut dengan oposan.
Seorang oposan akan senantiasa menyerang banyak sekali usulan orang lain yang masuk , yang tidak cocok dengan jalan anggapan dan idenya tanpa memiliki argumentasi yang cukup atau argumentasi yang pasti. Akibat yang ditimbulkan merupakan perpecahan dalam skala yang besar. Apabila hal ini tidak secepatnya tertuntaskan , akan membuat permusuhan yang meluas.
Interaksi yang terjalin dengan model oposisi umumnya terjadi di dalam pemerintahan dengan metode parlemen. Indonesia tidak memedulikan oposisi di dalam pemerintahan lantaran tidak mengharapkan adanya perpecahan timbul di badan pemerintah.
Pengalaman interaksi oposisi di pemerintahan pernah dijalankan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Pertama Indonesia , Ir. Soekarno.
Akibatnya , pemerintahan menjadi sering berganti , akan tetapi tetap saja tidak menciptakan pembangunan yang dibutuhkan oleh rakyat. Berdasarkan pengalaman tersebut , Indonesia tidak memedulikan kembali oposisi di dalam metode pemerintahan.
- Keuntungan Oposisi
- Program kerja pemerintah menjadi bisa dipantau dengan objektif.
- Rakyat menjadi besrikap kritis dengan referensi pikir yang berimbang pada parlemen.
- Kinerja pemerintah bisa berjalan dengan professional.
- Kerugian Oposisi
- Kepentingan partai politik menjadi lebih mayoritas dibandingkan dengan kepentingan rakyat.
- Program pemerintah sukar berjalan apabila parta atau kelompok oposisi senantiasa melaksanakan mosi tidak percaya.
- Muncul banyak perdebatan yang tidak berujung pada kebijakan.
D. Diferensiasi
Interaksi model diferensiasi ini cukup didedikasikan bagi seseorang dalam menerima haknya sesuai dengan apa yang sudah ia kerjakan.
Misal , seorang siswa akan menerima nilai setelah adanya proses tagihan dalam bentuk ulangan tertulis ataupun dalam bentuk yang lainnya. Contoh lain yang ada di dalam penduduk merupakan apabila seseorang sudah menerima gaji/penghasilan setelah melakukan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
Proses diferensiasi senantiasa diperjuangkan oleh penduduk dalam menerima keadilan atas dirinya. Interaksi model ini umumnya terjadi antara warga negara dengan institusi tempat ia bekerja. Di dalam keluarga juga terjadi proses diferensiasi , yaitu di saat kira menerima perlakuan yang seimbang. Misalnya keperluan utama yang lebih diprioritaskan apalagi dulu oleh orang renta kita dibandingkan dengan keperluan untuk pergi berwisata.
E. Kompetisi
Tujuan dari suatu kompetisi yaitu jerih payah yang dijalankan untuk meraih prestasi dengan cara menjaga mutu dan mutu kerja serta fasilitas sehingga penduduk menjadi terus maju berkembang.
Setelah mengerti akan tujuan dari kompetisi ini , kita akan membahas bentuk kompetisi yang terjadi di dalam penduduk , termasuk , sosial , kebudayaan , politik , ekonomi , dan teknologi.
- Kompetisi Sosial
Bentuk dari kompetisi sosial yaitu bentuk kompetisi yang memperebutkan kedudukan atau jabatan yang ada dalam masyarakat. Persaingan ini bisa berupa kompetisi wangsit atau kesanggupan intelektual.
Persaingan intelektual misalnya , di saat kampanye antar anggota legislatif atau kandidat penguasa. Setiap kandidat akan mempresentasikan hasil wangsit atau pemikiran yang mereka peroleh dan siap untuk ditandingkan dengan wangsit lawannya.
- Kompetisi Kebudayaan
Kompetisi kebudayaan merupakan bentuk kompetisi antar 2 (dua) forum yang memiliki kebudayaan berbeda. Persaingan ini umumnya berupa pameran (pamer) keistimewaan akan kebudayaannya masing-masing.
Bentuk dari kompetisi ini berjalan secara faktual selama dalam kerangka pameran selaku ajang atau wadah untuk menggali nilai-nilai budaya yang lebih dalam. Apabila kompetisi menuju arah chauvinisme , semestinya untuk tidak boleh saja lantaran tidak ada sudut pandang objektif mengenai kebudayaan.
Chauvinisme ini menatap semua hal yang ada di luar lingkungannya dengan tidak setara dengan kebudayaannya atau lebih rendah dari budayanya.
- Kompetisi Politik
Kompetisi politik terjadi di dalam dunia pemerintahan di semua belahan negara. Kompetisi ini menjadi suatu ajang untuk saling memperkuat posisi/kedudukannya di dalam pemerintahan.
Kompetisi ini dijalankan agar setiap forum pemerintahan bisa menertibkan dan menciptakan kebijakan yang sungguh-sungguh menguntungkan bagi seluruh rakyat. Dengan begitu , pemerintah akan lebih diandalkan oleh masyarakatnya dan kelak akan menerima simpati yang terlalu banyak dan mengalir dari rakyat di saat pemilu berlangsung.
- Kompetisi Ekonomi
Kompetisi ekonomi merupakan kompetisi di dalam bidang perekonomian lantaran kesempatan untuk menerima laba yang lebih banyak.
Maka dari itu , dari setiap kompetisi ekonomi akan menciptakan banyak tawaran produk di masyarakat. Tidak cukup mengehrankan apabila seuatu penjualan suatu produk begitu inovatif dan bisa mempengaruhi penduduk untuk berbelanja produk tersebut.
- Kompetisi Teknologi
Kompetisi model ini merupakan jenis kompetisi yang terfokus di dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kemajuan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini senantiasa disikapi dengan adanya keikutsertaaan dari penduduk dalam penggunaannya.
Saat ini , kompetisi teknologi menjadi lambang suatu pertumbuhan dan kedinamisan bagi anak muda atau golongan cukup umur lebih tepatnya.
Kita bisa menggenggam dunia dengan sungguh gampang melalui dunia internet. Kita bisa menembus batas jarak geografis dengan telepon seluler.
Banyak penyakit yang dapat diatasi dengan seiring majunya teknologi kedokteran. Kemajuan di bidang biolog menciptakan cara kloning tumbuhan serta binatang untuk menerima spesies yang berkhasiat bagi manusia.

Tidak ada komentar untuk "Penggolongan Interaksi Sosial : Proses Asosiatif| Disosiatif| Oposisi Dan Diferensiatif - Habibullah Al Faruq"
Posting Komentar