Perkembangan Agama Hindu Di Indonesia Dan Populasinya - Habibullah Al Faruq
Agama Hindu atau biasa disebut dengan Hinduisme merupakan salah satu agama yang cukup lebih banyak didominasi di beberapa kawasan Asia Selatan , utamanya di India dan Nepal , yang mana terdapat bervariasi tradisi.
Di dalam Agama Hindu termasuk banyak sekali macam ajaran , diantaranya Saiwa , Waisnawa dan Sakta , serta suatu bentuk persepsi luas perihal aturan beserta aturan perihal "moralitas sehari-hari" yang didasarkan pada eksekusi alam , darma , dan juga norma kemasyarakatan.
Di dalam agama ini condong menyerupai himpunan dari banyak sekali macam persepsi filosofis atau sosok intelektual , ketimbang cuma seperangkat kepercayaan yang baku nan seragam.
Bisa dibilang juga jikalau agama yang satu ini menjadi salah satu agama tertua di dunia , yang pada masa sekarang masih ada dan terus tetap bertahan. Umat Hindu itu sendiri menyebut agamanya dengan Sanatana-dharma yang berarti "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melebihi asal mula seorang manusia.
Pada agama Hindu tersedia bentuk keharusan kekal untuk disertai oleh seluruh umat atau pengikutnya tanpa menatap adanya kasta , strata atau sekte menyerupai contohnya kejujuran , kesucian , hingga bentuk menyerupai pengendalian diri.
Para luar biasa yang berasal dari Barat menatap jikalau Hinduisme ini merupakan suatu bentuk peleburan atau sintesis dari banyak sekali macam bentuk tradisi beserta dengan kebudayaan yang berasal dari India , dengan pangkal yang juga bermacam-macam tetapi tanpa adanya tokoh pendiri.
Pangkal-pangkalnya termasuk Brahmanisme (agama Weda Kuno) , agama yang ada di masa peradaban lembah Sungai Indus dan tradisi setempat yang cukup populer. Sintesis itu timbul sekitar tahun 500 hingga 200 SM serta berkembang secara berdampingan dengan agama Buddha hingga hingga masa ke-8.
Dari India Utara , "sintesis Hindu" eksklusif dibawa dan disebar ke selatan , hingga sebagian wilayah Asia Tenggara. Hal ini disokong oleh Sanskritisasi. Semenjak masa yang ke-19 , di bawah dominasi dari kolonialisme Barat serta Indologi (di dikala perumpamaan "Hinduisme" mulai digunakan secara luas) , agama Hindu dipertegas lagi selaku tempat berhimpunnya bermacam-macam macam tradisi yang koheren dan independen.
Pemahaman yang terkenal perihal agama Hindu digiatkan lewat adanya gerakan "modernisasi Hindu" , yang menekankan mistisisme dan persatuan dalam tradisi Hindu. Ideologi Hindutva dan politik Hindu timbul dikala masa yang ke-20 selaku salah satu bentuk kekuatan politis dan juga jati diri dari bangsa India.
Praktik keagamaan Hindu termasuk menyerupai ritus sehari-hari , contohnya puja atau sembahyang dan pembacaan doa , peringatan suci di hari-hati tertentu hingga penziarahan.
Kaum petapa yang disebut selaku sadu atau orang suci memutuskan untuk lebih melakukan langkah-langkah yang jauh lebih ekstrem dibandingkan dari umat Hindu kebanyakan , yaitu melepaskan diri dari kegiatan duniawi dan melakukan tapa brata selama di sisa hidupnya , untuk bisa meraih moksa.
Dengan penganutnya yang sekitar 1 miliar orang , agama Hindu menjadi agama paling besar ketiga di dunia sehabis agama Kristen dan Islam. Lantas , bagaimana kemajuan agama Hindu di Indonesia? Berapa populasinya? [1]
Perkembangan Agama Hindu di Indonesia
![]() |
| Agama Hindu , via daerahbali.com |
Agama Hindu di Nusantara (sekarang ini lebih dipahami dengan nama Indonesia) telah ada sebanyak 3% penganutnya dari total populasi penduduk di Indonesia , dengan sebanyak 83 ,46% ada di Bali dan 3 ,78% ada di Sulawesi Tengah berdasar dari Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010 silam.
Penduduk orisinil Kepulauan Nusantara mempraktikkan agama orisinil yaitu animisme dan juga dinamisme , yang mana kepercayaan tersebut merupakan kepercayaan lazim untuk orang-orang Austronesia. Pribumi Nusantara menghormati dan juga memuja para roh leluhut. Mereka percaya jikalau sukma bisa menghuni tempat-tempat tertentu , salah satunya menyerupai pada pohon besar , hutan , pegunungan , kerikil , atau pada tempat suci.
Entitas yang tak terlihat memiliki kekuatan supernatural ini sukses diidentifikasi oleh suku Jawa tradisional dan suku Bali selaku "hyang" serta oleh suku Dayak selaku "sangiang" yang berarti "ilahi" atau "leluhur".
Akan tetapi , di era terbaru bahasa Indonesia , "hyang" condong lebih dikaitkan dengan Tuhan , apalagi sehabis di era Orde Baru.
1. Kedatangan Agama Hindu di Nusantara
Pengaruh dari agama Hindu sukses meraih Kepulauan Nusantara sejak di masa yang pertama. Memang , ada beberapa teori perihal bagaimana agama yang satu ini bisa meraih ke Indonesia.
Teori masuknya agama Hindu di Indonesia :
- Teori Vaishya (perkawinan yang terjadi antara pedagang Hindustan dengan penduduk orisinil Nusantara)
- Teori Kshatriya (prajurit yang kalah perang dari Hindustan mendapatkan tempat selaku pelipur lara di Nusantara)
- Teori Brahmana (mengambil sudut pandang yang jauh lebih tradisional jikalau misionaris menyebarkan agama Hindu ke pulau-pulau yang ada di Nusantara)
- Teori Bhumiputra (pribumi Nusantara lebih memutuskan sendiri kepercayaan yang timbul itu sehabis melakukan perjalanannya ke Hindustan)
Sekitar pada masa yang ke-4 , Kerajaan Kutai yang terletak di Kalimantan Timur , Kerajaan Tarumanegara yang terletak di Jawa Barat dan Kerajaan Kalingga yang berada di Jawa Tengah , tergolong ke dalam Kerajaan Hindu yang diresmikan di wilayah Nusantara.
Beberapa kerajaan Hindu antik Nusantara yang cukup menonjol atau cukup menonjol merupakan Mataram , yang dipahami alasannya merupakan membangun Candi Prambanan yang begitu megahnya , dengan disertai oleh Kerajaan Kediri dan Singasari.
Semenjak inilah , agama Hindu bareng dengan Buddhisme menyebar di seluruh penjuru Nusantara hingga pada risikonya sukses meraih puncak kejayaan atau dampak di masa ke-14. Kerajaan yang terakhir dan paling besar di antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha Jawa , Majapahit , menyebarkan suatu bentuk dampak di seluruh kepulauan Nusantara.
| MATERI IPS SERUPA |
|---|
| Sejarah pada Masa Klasik Hindu Buddha |
| Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu Buddha |
2. Kepercayaan dan Praktik Umum
Praktisi Agama Hindu Dharma di Indonesia sama-sama menyebarkan banyak hal perihal kepercayaan Hindu yang bersifat lazim , menyerupai :
- Sebuah kepercayaan dalam satu eksistensi Maha tinggi yang disebut dengan "Ida Sang Hyang Widhi Wasa" , "Sang Hyang Tunggal" , atau "Sang Hyang Acintya". Tuhan yang Maha Esa pada budaya suku Toraja yang berasal dari Sulawesi Tengah lebih dipahami selaku "Puang Matua" di kepercayaan Aluk To Dolo.
- Sebuah kepercayaan jikalau semua tuhan itu merupakan manifestasi dari kebudayaan tertinggi itu. Kepercayaan ini sama dengan kepercayaan dari Smartha Sampradaya , yang juga menyatakan jikalau bermacam-macam bentuk Dewa , menyerupai contohnya Dewa Brahma , Wisnu dan Siwa merupakan aspek-aspek yang berlainan dari eksistensi Maha tinggi yang serupa itu. Dewa Siwa dipuja dalam bentuk lain , menyerupai halnya "Bhatara Guru" dan "Maharaja Dewa" (Mahadewa) yang lebih diidentifikasikan dekat dengan Matahari dalam bentuk setempat Hindu atau suatu bentuk Kebatinan , dan bahkan pada cerita jin Muslim.
- Sebuah kepercayaan perihal Trimurti , yang terdiri atas :
- Brahma , selaku sang pencipta
- Vishnu atau Wisnu , selaku sang pemelihara
- Siwa , selaku sang pelebur (kadang pula juga selaku perusak atau penghancur)
- Sebuah kepercayaan perihal semua Dewa-Dewi Hindu lainnya (Hyang , Dewata dan Batara-Batari)
Kitab suci yang ada di dalam agama Hindu Dharma merupakan Weda. Kitab ini merupakan segala bentuk dasar dari agama Hindu Bali. Sumber-sumber gunjingan keagamaan lainnya juga tergolong menyerupai Purana dan Itihasa (terutama naskah Ramayana dan Mahabharata).
Salah satu bentuk perhatian yang utama perihal kepantasan pada agama Hindu merupakan suatu bentuk desain kemurnian ritual.
Corak penting lain yang ikut membedakan secara tradisional dengan menolong mempertahankan kemurnian ritual , merupakan pembaian golongan penduduk pada kalangan pekerjaan tradisional , yaitu : Brahmana (pendeta) , Kshatriya (penguasa-prajurit) , Vaishya (pedagang-petani) dan Shudra (jelata-buruh). Seperti agama Buddha dan Islam , agama Hindu yang ada di Indonesia juga telah dimodifikasi alasannya merupakan ikut menyesuaikan dengan keadaan dari penduduk yang ada di Indonesia.
Sistem kasta meskipun hadir di dalam bentuk , tetapi tak pernah secara kaku dipraktekkan dalam kehidupan di Nusantara. Epos Mahabharata (pertempuran besar yang terjadi dari Keturunan Bharata) dan Ramayana (perjalanan dari Rama) menjadi salah satu bentuk tradisi abadi yang terjalin antara umat Hindu yang ada di Nusantara , dengan dinyatakan pada kesenian wayang kulit dan seni tari.
Pemerintah Indonesia memang telah mengakui jikalau Hindu menjadi salah satu agama dari sebanyak 6 agama monoteistik resmi , bareng dengan agama lainnya menyerupai Islam , Protestan , Nasrani , Buddha , Hindu , atau Konghucu.
Akan tetapi , Pemerintah Indonesia tak mengakui metode kepercayaan suku adat selaku bentuk agama yang resmi. Hal ini berakibat pengikut dari banyak sekali agama animisme orisinil menyerupai contohnya Dayak kaharingan telah mengidentifikasi diri mereka selaku sosok Hindu untuk menyingkir dari tekanan masuk ke dalam agama Islam atau Kristen.
Beberapa kepercayaan suku adat orisinil menyerupai contohnya Sunda Wiwitan yang berasal dari suku Sunda , Aluk To Dolo yang berasal dari suku Toraja dan Parmalim yang berasal dari suku Batak , meskipun berlainan dari agama Hindu Bali yang dipengaruhi oleh Hindustan , mungkin lebih mencari afiliasi dengan agama Hindu untuk tetap bisa bertahan hidup. Sementara itu , di dikala yang serupa juga menjajal untuk tetap melestarikan suatu bentuk perbedaan mereka terhadap ajaran utama Hindu di Indonesia yang rata-rata didominasi oleh suku Bali.
Tidak cuma itu saja , kaum nasionalis Indonesia juga telah sungguh mengangkat prestasi Kerajaan Majapahit , yang merupakan suatu Kerajaan besar agama Hindu yang sukses menolong menawan orang-orang Indonesia terbaru terhadap agama Hindu. Faktor yang menyerupai ini yang membuat kebangkitan Hindu yang secara perlahan berada di luar Bali. [2]
3. Statistik
Berdasarkan dari Sensus Penduduk Indonesia 2010 , ada sebanyak 4.012.116 umat Hindu yang berada di Indonesia.
Bisa dibilang agama Hindu di Indonesia menyumbang sebesar 1 ,69% dari seluruh populasi penduduk di Indonesia. Dengan presentase tersebut ditarik kesimpulan jikalau di Indonesia , agama Hindu meningkati peringkat ke-4 selaku agama yang banyak pemeluk di Indonesia.
Agama Hindu di Indonesia juga sedikit lebih banyak di Indonesia ketimbang agama Buddha. Terbukti , di peringkat ke-5 , agama Buddha menyumbang sebesar 0 ,72% saja.
Berikut ini presentase populasi berdasar sensus penduduk 2010 :
- Agama Islam : 87 ,18%
- Kristen Protestan : 6 ,96%
- Katolik : 2 ,91%
- Hindu : 1 ,69%
- Buddha : 0 ,72%
- Kong Hu Cu : 0 ,05%
- Tidak menjawab : 0 ,06%
- Tidak ditanya : 0 ,32% [3]

Tidak ada komentar untuk "Perkembangan Agama Hindu Di Indonesia Dan Populasinya - Habibullah Al Faruq"
Posting Komentar