Sistem Analisa Budbahasa Dan 4 Alirannya - Habibullah Al Faruq
Etika dalam implementasinya memang bisa menghipnotis segala bentuk kehidupan manusia. Etika bisa menampilkan pedoman sikap bagaimana seseorang tersebut bisa mengerjakan kehidupannya dengan aneka macam rangkaian langkah-langkah sehari-hari.
Hal ini bermakna etika bisa menolong diri insan dalam mengambil sebuah sikap dan bertindak dengan tepat di saat menjalani hidup sejalan dengan kaidah norma yang berlaku kepada sebuah golongan di mana insan itu berada.
Norma sendiri menjadi sebuah nilai yang dapat menertibkan dan menampilkan sebuah pedoman untuk setiap orang atau penduduk dalam bertingkah , di mana norma atau kaidah yang menjadi patokan mesti bisa dipatuhi dalam sebuah golongan tertentu.
Etika pada risikonya bisa menolong dalam mengambil sebuah keputusan perihal langkah-langkah apa saja yang perlu dijalankan dan yang perlu diketahui bareng , kalau etika ini bisa dipraktekkan dalam segala jenis faktor atau segi kehidupan.
Sistem Penilaian Etika
Dalam menilai etika , maka berlaku tata cara yang mengaturnya , diantaranya selaku berikut :
- Titik berat analisa etika selaku sebuah ilmu , yakni kepada perbuatan yang bagus ataupun jahat , susila ataupun tidak susila (asusila).
- Perbuatan atau kelakuan seseorang yang sudah menjadi sifat untuknya atau yang sudah sungguh-sungguh mendarah daging , inilah yang disebut dengan sopan santun atau kebijaksanaan pekerti. Budi tumbuhnya di dalam jiwa , apabila sudah dilahirkan dalam bentuk perbuatan , maka namanya yakni pekerti. Kaprikornus , sebuah kebijaksanaan pekerti , pangkal penilaiannya merupakan dari dalam jiwa , dari semasih yang berupa angan-angan , impian , niat hati , sampai ia lahir keluar berupa perbuatan yang nyata.
Burhanuddin Salam menerangkan kalau sebuah perbuatan itu sendiri dinilai pada sebanyak 3 tingkat :
- Tingkat yang pertama , semasih belum lahir menjadi perbuatan , jadi masih berupa sebuah rencana yang muncul di dalam hati , niat.
- Tingkat yang kedua , sehabis lahir maka menjadi perbuatan yang konkret , yakni yang dinamakan dengan pekerti.
- Tingkat yang ketiga , akhir atau hasil dari perbuatan tersebut , yakni baik ataupun buruk.
Dari sistematika yang sudah diterangkan di atas , kita bisa menyaksikan dengan terang kalau Etika Profesi menjadi bidang etika khusus atau terapan yang menjadi produk dari etika sosial.
Kata hati atau niat biasa juga disebut dengan karsa atau kehendak , kemauan. Isi dari karsa itulah yang nantinya direalisasikan dalam perbuatan. Dalam mewujudkan ini , terdapat sebanyak 4 variabel yang terjadi :
- Tujuan baik , tetapi cara dalam meraih atau menggapainya yang tak baik.
- Tujuan tidak baik , cara menggapainya dengan terlihat baik.
- Tujuan tidak baik , cara menggapainya juga dengan tidak baik.
- Tujuan baik , dan cara menggapainya juga dengan cara yang baik.
Setelah menyaksikan tingkatan dan tujuan dari analisa etika , maka berikutnya di bawah ini akan diterangkan perihal beberapa analisa baik dan jelek menurut anutan Eudaemonisme , Positivisme , Naturalisme , sampai Idealisme. ( : Hubungan Etika dan Agama yang Tak Bisa Dipisahkan)
Rekomendasi postingan : Menguak 7 Teori-teori Etika , Manfaat dan Kritiknya
Rekomendasi postingan : Menguak 7 Teori-teori Etika , Manfaat dan Kritiknya
Penilaian Baik dan Buruk Berdasar Aliran
1. Aliran Eudaemonisme
Eudaemonisme merupakan persepsi hidup yang menilai kalau kebahagiaan menjadi salah satu tujuan dari segala langkah-langkah manusia. Di dalam eudaemonisme , kebahagiaan yang dimaksud bukan cuma terbatas pada perasaan subjektif , seumpama halnya damai maupun bangga selaku faktor emosional.
Melainkan , lebih mendalam dan secara objektif menyangkut akan pengembangan seluruh faktor kemanusiaan sebuah individu. Dengan demikian , eudaemonisme juga terkadang disebut dengan etika pengembangan diri atau kesempurnaan hidup.
Menurut Aristoteles , untuk meraih eudaemonisme ini dibutuhkan sebanyak 4 hal , yakni :
- Kesehatan , keleluasaan , kemerdekaan , kekayaan dan kekuasaan
- Kemauan
- Perbuatan baik
- Pengetahuan batiniah
2. Aliran Positivisme
Aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam selaku satu-satunya sumber wawasan yang bagus dan benar , dengan menolak segala acara atau aktivitas yang berkenaan dengan metafisik. Sesungguhnya , anutan ini menolak adanya spekulasi teoritis , yang dijadikan sebuah fasilitas dalam mendapat pengetahuan.
3. Aliran Naturalisme
Yang menjadi ukuran dari baik ataupun jelek merupakan "apakah sesuai dengan kondisi alam" , kalau yang alami itu dibilang baik , sebaliknya yang tak alami maka akan dipandang buruk.
Jean Jacques Rousseau mengemukakan kalau perkembangan , wawasan dan kebudayaan dapat menjadi perusak alam semesta.
4. Aliran Idealisme
Ungkapan yang begitu kondang dari anutan yang satu ini merupakan "segala yang ada hanyalah yang tiada" , alasannya yakni yang ada itu cuma perwujudan dari alam asumsi atau tiruan.
Maka , sebaik apapun tiruan , tak akan seindah aslinya (ide). Kaprikornus , yang bagus itu cuma apa yang ada di dalam ilham tersebut.


Tidak ada komentar untuk "Sistem Analisa Budbahasa Dan 4 Alirannya - Habibullah Al Faruq"
Posting Komentar