15 Referensi Perilaku Nilai Pancasila Sila Ke-2 Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq
Nilai yang terkandung di dalam Pancasila , sila ke-2 (sila kedua) , tepatnya yang berbunyi , "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" , memanglah penting untuk bisa dipraktekkan , di mana wujud dan pengamalan di dalam kehidupan sehari-hari dengan penjelasannya.
Contoh dari nilai Pancasila sila kedua di dalam kehidupan sehari-hari ini terlalu banyak , utamanya yang menyangkut tentang hubungan antara insan yang satu dengan yang lain.
Di dalam sila yang kedua ini , nilai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memang begitu dibutuhkan dan penting untuk diterapkan. Mengapa? Karena sejatinya insan merupakan makhluk sosial , yang tak bisa lepas dari orang lain.
Berikut ini beberapa tumpuan yang dibarengi klarifikasi tentang sila yang kedua , sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Contoh Nilai Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
| Kemanusiaan , via nationalmssociety.org |
1. Mencintai , Menghormati dan Menaati Nasihat Orang Tua
Sebagai insan yang beretika dan bermoral , sila kedua ini mengajarkan terhadap kita untuk senantiasa tunduk dan patuh terhadap orang renta , sebab merekalah yang sudah membesarkan kita selama di dunia.
Segala bentuk hikmah yang diberikan oleh orang renta tentu bukanlah suatu argumentasi sebab orang renta ingin mendidik anaknya menjadi anak yang soleh , cerdas dan memiliki kegunaan bagi nusa dan bangsa.
Maka dari itu , menghormati orang renta bisa dijadikan selaku salah satu perwujudan tumpuan sikap nilai Pancasila sila kedua , sebab saling menghargai satu sama lain.
2. Tidak Mencampuri Hak Orang Lain
Masing-masing orang atau individu yang ada di dunia ini tentu mempunyai haknya masing-masing yang tidak boleh asal main campur tangan dan lain sebagainya.
Jika ingin menampilkan penyelesaian , itu gres boleh. Akan tetapi , apabila mencampuri hak orang lain , itu tidak boleh dan bahkan itu merupakan salah satu perbuatan yang dilarang.
Hak akan didapat sehabis seseorang menunaikan kewajiban. Saat keharusan sudah tamat , maka seseorang tersebut boleh menagih apa yang menjadi haknya.
3. Saling Membantu Satu Sama Lain
Saling menolong tidak cuma ketika seseorang terkena petaka atau kejadian yang besar saja , menyerupai :
- Gempa bumi
- Tanah longsor
- Banjir
- Tsunami
- Gunung meletus
- dan lain sebagainya
Melainkan , mereka yang merupakan tetangga kita apabila sedang mengalami kelaparan , kondisi keuangan yang menyibukkan dan lain sebagainya , maka kita diharuskan untuk saling tolong-menolong.
Apalah gunanya perut sendiri terisi , tetapi perut orang lain , perut tetangga kita masih keroncongan , kelaparan dan tidak mempunyai duit sepeser pun. Bahkan , menahan lapar saja menggunakan air putih.
Cobalah mulai peka dengan kondisi sekitar , paling tidak dengan tetangga yang serba kekurangan. Mereka sungguh memerlukan uluran tangan kita.
4. Menegur Orang yang Melakukan Pelanggaran
Dari sekian banyaknya penduduk Indonesia , terhitung hingga lebih dari 200 juta lebih penduduk Indonesia , tentu tidak menutup kemungkinan banyak individu yang melaksanakan kesalahan , baik itu secara disengaja ataupun tidak disengaja.
Sebagai seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bagus , alangkah baiknya kita untuk menasihati atau menginformasikan orang-orang yang melanggar , agar tidak diulangi lagi suatu ketika nanti.
Karena apabila sudah menjadi kebiasaan , pasti akan dilaksanakan secara terus-menerus di lain hari , sebab tak ada yang berani menegur. Padahal , apabila salah , tegur , jangan takut.
Contohnya saja dalam berlalu lintas. Saat berada di traffic light , banyak kendaraan , utamanya kendaraan roda dua yang berhenti di zebra cross , yang jelas-jelas itu digunakan untuk pengguna jalan yang menyeberangi jalan , di mana menyeberang jalan di zebra cross dilindungi oleh undang-undang.
5. Tidak Merendahkan Orang Lain
Setiap orang berhak untuk mendapat hak dan kebebasan-kebebasan yang bersifat adil dan merata. Makara , kita tidak boleh merendahkan orang lain.
Jika dilihat , kodrat dan derajat insan seluruhnya itu sama di mata Allah. Walaupun demikian , ternyata masih banyak yang membeda-bedakan derajat insan yang satu dengan lainnya , menggunakan :
- Usia
- Jabatan
- Ras
- Finansial yang memadai
- dan lain sebagainya
Setiap orang mempunyai hak yang sama. Tidak boleh merendahkan orang lain. Jika merendahkan orang lain , tentu suatu ketika juga akan dibalas dengan direndahkan juga.
6. Tidak Menyakiti dan Memfitnah Orang Lain
Di era yang kini ini , di periode ke-21 di mana teknologi meningkat begitu pesat , keperluan akan bermedia sosial juga naik drastis.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya fitnah yang senantiasa digenjot dilakukan. Padahal , bukti-bukti masih belum lengkap , tetapi malah asal tuduh dan fitnah yang sifatnya jauh lebih berbahaya dari pembunuhan.
Jika terdapat suatu kasus yang terjadi di penduduk , alangkah baiknya coba untuk menghimpun bukti dan menetralkan asumsi , jangan cenderung sebelah atau berat sebelah.
Jika bukti yang dimiliki belum cukup , jangan asal main fitnah. Sementara itu , apabila bukti mencukupi , janganlah main hakim sendiri , sebab Indonesia merupakan negara aturan , biar diproses secara aturan saja yang berlaku.
7. Meminta Izin Jika Meminjam Barang Orang Lain
Semakin canggihnya teknologi , ternyata semakin rendah etika dan moral penduduk Indonesia. Meminjam sesuatu kadang tidak bilang.
Padahal , apabila meminjam tanpa meminta izin , tergolong ke dalam tindak kejahatan yang dinamakan dengan pencurian. Harus berhati-hati!
Apa susahnya untuk meminta izin? Meminta izin jauh lebih baik dibandingkan dengan mesti meminjam secara diam-diam.
8. Sopan dan Santun Kepada Orang Lain
Sopan santun mesti dilaksanakan oleh siapa pun , tak perlu mengenal usia. Siapa saja wajib melakukannya.
Yang muda mesti sopan ke yang renta , dan yang renta juga mesti santun ke yang muda. Saling mengajarkan dan mengimbangi satu sama lain.
Jika saling tersadar sopan santun antara keduanya , tentu tercipta ketenteraman di lingkungan penduduk , yang menghemat adanya kecemburuan atau kesenjangan sosial.
9. Menjaga Nama Baik Masyarakat , Bangsa dan Negara
Menjaga nama baik orang lain , sama halnya mempertahankan nama baik diri sendiri. Harus cerdas dan menutup rapat-rapat malu tersebut.
Jika malu tersebut terbongkar , apa kata dunia? Aib meluas , bahkan bisa hingga ke negara tetangga , apa kita tidak malu?
Terlebih sebab terjadi oleh hal-hal yang sepele , yang bekerjsama masih bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
10. Mengakui Perbedaan
Indonesia bukanlah 1 kelompok saja , melainkan berbeda-beda dari barat hingga ke timur. Semuanya berlawanan dan bersatu di dalam Indonesia.
Banyak perbedaan yang ada di Indonesia , menyerupai :
- Suku
- Keturunan
- Agama
- Kepercayaan
- Jenis kelamin
- Kedudukan sosial
- Warna kulit
- dan sebagainya
Yang mana dengan adanya perbedaan tersebut mesti menghasilkan kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Bisa lebih mengetahui aksara orang-orang atau kebudayaan yang lain.
Walaupun memang berbeda-beda , tetapi semua orang yang ada di dunia mempunyai hak yang serupa untuk hidup dan keharusan asasi setiap insan , tanpa mesti membeda-bedakan yang satu dengan yang lain.
11. Berani Membela Kebenaran dan Keadilan
Semua yang terjadi di dunia ini tentu tidak hal-hal yang bagus dan akan berlangsung mulus begitu saja. Pasti ada kalanya ada yang salah dan ada yang minta adil.
Jika seseorang berada dalam kondisi atau suasana dilema , maka jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran , walau itu cuma sendirian saja.
Keadilan juga senada dengan kebenaran. Karena setiap orang berhak mendapat perlakuan yang serupa atau perlakuan yang adil di mata hukum.
Jadi , apabila hal yang dibela merupakan hal yang benar dan adil , jangan takut , meskipun sendirian. Karena aturan tentu tahu dan yang mana akan diperlakukan secara adil.
12. Mengunjungi Teman yang Sakit
Teman yang sakit tentu memerlukan semangat , dorongan dan motivasi dari orang lain. Di ketika sakit , di ketika itulah sedang down.
Buktikan apabila kita senantiasa ada untuk teman. Karena di ketika down , tentunya memerlukan dorongan untuk kembali sehat menyerupai sediakala.
Di lain segi , mendatangi teman dekat yang sakit juga salah satu tindak kemanusiaan , yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang beradab. Karena , kita peka terhadap sekitar.
13. Tidak Menyinggung Perasaan Orang Lain
Masing-masing individu di dunia ini diciptakan dengan kodrat dan sifat yang unik , berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
Jika disinggung , ada yang murka , ada juga yang hirau taacuh , dan ada yang biasa-biasa saja. Sementara itu , sikap menyinggung tidaklah baik.
Menyinggung umumnya diutarakan dalam kondisi yang terdesak , menyerupai pada ketika debat kusir yang tak ada habisnya , tak berujung temu dan akhirnya menyinggung.
Terlebih apabila sedang ada dilema dengan individu lainnya , perasaan menyinggung pasti akan senantiasa timbul untuk menjatuhkan lawan. Padahal , itu sikap yang tidak baik.
14. Membantu Lansia yang hendak Menyeberang Jalan
Orang-orang yang kesulitan , tidak cuma lansia , ada juga bawah umur dan orang yang mengalami gangguan mental , tentu memerlukan tunjangan kita.
Terlebih ketika berada di jalan raya. Kita tentu sering menyaksikan orang-orang yang kesulitan menyeberang jalan , terlebih yang tidak sanggup menyerupai kelompok yang sudah disebut di atas.
Alangkah baiknya , apabila kita sedang berkendara , berhentilah sejenak dan menolong menyeberangkannya. Jika kita sedang jalan kaki , maka bantu juga jangan pernah ragu.
Jika semua orang saling menolong satu sama lain , pasti akan terwujud kedamaian yang abadi.
15. Tidak Melakukan Kekerasan Kepada Orang Lain
Sebenarnya , apabila dilihat kembali ke masa silam , orang Indonesia itu penduduknya ramah-ramah.
Terbukti , banyak orang ajaib yang berkunjung ke Indonesia dan pribadi suka , sebab orang Indonesia itu ramah-tamah.
Jika terdapat dilema atau pertentangan yang menyebabkan perpecahan , cobalah untuk cari penyelesaian dengan kepala dingin.
Namun , umumnya orang kini malah lebih mementingkan tabrak fisik. Padahal , pertentangan masih bisa dicari lewat jalan kekeluargaan. Jangan apa-apa main fisik dan main hakim sendiri.
| Contoh Pengamalan Nilai ke-5 Sila Pancasila |
|---|
| Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-1 dan Penjelasannya |
| Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-2 dan Penjelasannya |
| Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-3 dan Penjelasannya |
| Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-4 dan Penjelasannya |
| Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-5 dan Penjelasannya |
Tidak ada komentar untuk "15 Referensi Perilaku Nilai Pancasila Sila Ke-2 Dan Penjelasannya - Habibullah Al Faruq"
Posting Komentar