7 Referensi Perilaku Nilai-Nilai Pancasila Sila Ke-1 - Habibullah Al Faruq

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila , sila ke-1 (sila pertama) , tepatnya yang berbunyi , "Ketuhanan yang Maha Esa" ini memang penting untuk dipraktekkan yang mana penerapan , perwujudannya dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari , dibarengi juga penjelasannya.

Contoh dari nilai Pancasila sila pertama dalam kehidupan sehari-hari terlalu banyak dan sungguh simpel untuk diterangkan kalau kalian dapat dengan simpel memahaminya secara perlahan dan mulai menjajal untuk menghayati setiap silanya.

Dalam sila yang pertama ini , nilai sila Ketuhanan yang Maha Esa memang sungguh penting dan perlu untuk diterapkan. Karena memang yang paling utama merupakan Tuhan , yang sudah menampilkan kita kehidupan , kesehatan dan kebahagiaan sampai hari ini.

Berikut ini beberapa teladan dan klarifikasi tentang sila pertama , sila Ketuhanan yang Maha Esa.

Contoh Nilai Sila Pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)

Pancasila
Pancasila , via rilis.id

1. Pengakuan Adanya Kausa Prima (Sebab Pertama) , yakni Tuhan yang Maha Esa

Yang paling pertama merupakan Tuhan. Tuhan sudah menampilkan semuanya bagi kita , khususnya bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini , bahkan sampai semesta alam yang sudah tercipta jutaan tahun lalu.

Karena memang intinya , makhluk hidup , khususnya insan tak akan pernah dapat berkutik sama sekali kalau Tuhan sudah menghendakinya untuk terjadi. Yang diutamakan merupakan Tuhan.

Cara mendekatkan diri terhadap Tuhan merupakan senantiasa beribadah , melakukan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Adakalanya insan ditegur untuk kembali ke jalan yang benar , yang sebelumnya berjalan di jalan yang salah.

Kehidupan di sebuah negara akan jauh lebih baik kalau masyarakatnya mempunyai iktikad yang berpengaruh , dan lain sebagainya , sehingga negara tersadar dari aneka macam macam bentuk bahaya baik itu bahaya yang tiba dari luar , atau malah tiba sendiri dari dalam. Banyak sekali ancaman , ada ancaman militer dan ancaman non-militer yang mesti tetap kita waspadai.

2. Setiap Penduduk Berhak Memeluk Agamanya Masing-masing dan Beribadah sesuai Agamanya

Setiap penduduk di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai hak atau berhak untuk menganut atau memeluk agamanya masing-masing , tanpa adanya paksaan atau dorongan dari aspek luar.

Masyarakat di Indonesia diperbolehkan untuk menganut agamanya masing-masing , tidak boleh dipaksakan oleh kepentingan sendiri ataupun kepentingan sebuah oknum tertentu.

Sebagai teladan , NKRI yang mempunyai penduduk secara lazim dikuasai Islam , biarkanlah masyarakatnya , keturunannya , memeluk agama Islam , jangan dipaksakan oleh sebuah oknum tertentu dengan iming-iming untuk demi mengalihkan iktikad dan hak seseorang.

Begitu sebaliknya , banyak non-Muslim yang ada di NKRI , juga biarkan mereka sesuai dengan haknya untuk memeluk agama mereka , jangan dipaksa oleh oknum tertentu demi kepuasan atau impian semata.

Indahnya kalau kita dapat saling bareng , saling menyebarkan dan saling menghargai satu sama lain , pasti aman dan tenang serta tenteram akan tercipta dengan muda di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

: Pancasila selaku Dasar Negara

3. Tidak Memaksa Warga Negara untuk Beragama , Melainkan Diwajibkan untuk Memeluk Agama sesuai Hukum yang Berlaku

Mengacu pada sila yang pertama ini , sila Ketuhanan yang Maha Esa , memang intinya penduduk di Indonesia itu diharuskan untuk memeluk agamanya masing-masing.

Hal ini terjadi sebab , kalau dengan penduduk menganut agama , otomatis , penduduk yakin akan adanya Tuhan akan kekuasaan dari Tuhan , dan lainnya sebagainya. Tidak cuma itu saja , dengan beragama , pola sikap setiap penduduk atau tatanan hidupnya juga lebih terjaga.

Masyarakat yang mempunyai iktikad berpengaruh , mempunyai pondasi agama yang berpengaruh , serta memiliki harga diri , tak akan pernah berbuat tercela , menyerupai :
  • Mencuri
  • Menjambret
  • Memukul
  • Pendendam
  • Menghakimi sendiri
  • dan lain sebagainya

Karena memang , penduduk beragama itu tahu kalau Tuhan senantiasa menyaksikan , senantiasa mendengar setiap gerak-gerik manusia. Maka dari itu , dengan iktikad yang berpengaruh , maka tatanan hidup penduduk di Indonesia dapat lebih tersadar dengan baik.

Hal ini jugalah yang mendorong agar penduduk Indonesia itu tak menganut anutan Atheis , melainkan lebih condong untuk mempunyai agama sendiri , sehingga mempunyai sikap , bahkan norma , yang terpenting norma agama yang bagus antar sesama penduduk di Indonesia.

4. Atheisme Dilarang Hidup dan Berkembang di Indonesia

Hal ini bahwasanya agak menyerupai dan mempunyai sangkut paut dengan poin nomor 3 di atas yang mana kita selaku penduduk Indonesia , diharuskan menjadi penduduk yang beragama.

Bayangkan saja kalau ada yang menganut Atheis. Mereka saja sangsi dengan adanya Tuhan , terlebih dengan penduduk di sekitarnya?

Tuhan itu yang mesti diutamakan , yang mesti dinomor satukan , tetapi di Atheis , mereka sama sekali tak yakin dengan adanya Tuhan. Kaprikornus , inilah argumentasi mengapa penduduk di Indonesia diwajibkan untuk menganut agamanya masing-masing.

Karena memang intinya , setiap agama pasti mengajarkan kebaikan , bukan mengajarkan kejelekan atau malah mengajarkan kebodohan yang serupa sekali tidak ada keuntungannya untuk kehidupan di dunia ini.

Sebenarnya simple saja , dengan kita yakin adanya Tuhan , mempunyai agama , maka dalam bertingkah , tentu akan jauh lebih bijak ketimbang mereka yang tak beragama. Karena seseorang yang hendak melaksanakan niat jahat , niscaya akan ingat kalau perbuatan itu dosa dan dihentikan , serta mempunyai efek bagi dirinya sendiri di waktu yang hendak datang.

5. Kehidupan Beragama yang Selaras , Toleransi Antarumat dalam Beragama

Kita tahu kalau di Indonesia ini , bermacam-macam agama yang ada dan meningkat di Indonesia. Lebih dari 5 agama yang di sekarang ini ada di Indonesia.

Indonesia sendiri secara lazim dikuasai masyarakatnya merupakan beragama Islam. Terlihat kalau memang sebanyak 80% lebih penduduk di Indonesia menganut agama Islam.

Sebagai negara dengan mempunyai banyak agama , maka alangkah indahnya untuk kita dapat berkembang bareng , meningkat bareng , bersatu , dapat saling toleransi antarumat beragama dalam melakukan ibadahnya masing-masing agar jauh lebih tenang.

Contoh , kalau orang Islam sedang beribadah , biarkan saja , itu ajarannya. Sebaliknya , kalau non-Muslim sedang beribadah , juga biarkan saja , itu ajarannya. Inilah yang dinamakan toleransi antar umat beragama.

Dengan toleransi antar umat beragama ini , maka suasana atau keadaan yang ada di Indonesia dapat makin aman , dapat tenteram dalam melaksanakan ibadahnya masing-masing.

Tidak cuma di saat beribadah saja , juga dalam hari-hari besar masing-masing agama. Jika sedang berjalan Idul Fitri , umat agama lain menghargai dan menghormatinya. Jika berjalan Natal , umat agama lain menghargai dan menghormatinya. Begitu seterusnya , Waisak , Nyepi dan lainnya sebagainya.

Hal ini bukan tanpa argumentasi , agar dalam beribadah itu aman. Karena memang beribadah itu yakni sebuah bentuk komunikasi secara pribadi antara insan dengan Tuhan , maka tak elok apabila proses komunikasi itu diusik oleh oknum yang tak berkepentingan.

Rekomendasi Artikel : Peran Penting dan Tanggung Jawab WNI dalam Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

6. Negara Memberikan Fasilitas untuk Tumbuh Kembang Agama dan Menjadi Mediator di saat Terjadi Konflik Agama

Negara mempunyai tugas yang penting atau dapat dibilang tugas yang amat vital kaitannya dengan dilema agama di Indonesia ini.

Biarkanlah umat beragama berkembang meningkat masing-masing sesuai anutan dan kehendak mereka. Agama itu mengajarkan kebaikan. Banyak orang yang pindah agama , itu juga hak mereka , jangan ditahan.

Sebagai pendekatan terhadap penduduk beragama , dapat dengan mendukung proses dakwah dari ulama (bagi umat Islam) , pendeta (Kristen) dan lainnya sebagainya.

Nah kalau terjadi perkelahian atau pertengkaran di tengah jalan , negara tak boleh memanasi suasana , melainkan mendinginkan suasana dan menenangkan penduduk agar tidak terlampau larut dalam dilema atau pertentangan yang terjadi itu.

Karena memang intinya , hal yang paling rentan di negara Indonesia ini merupakan tentang dilema agama. Kaprikornus , sebisa mungkin , negara memaksimalkan peranannya selaku objek vital untuk dapat mendukung umatnya tetap tenteram , aman dan damai.

Apabila pertentangan yang terjadi sampai berlarut-larut , maka akan menimbulkan sebuah image buruk bagi sebuah kelompok , dan hal ini terang sungguh merugikan. Maka dari itu , pemerintah mempunyai tugas yang penting untuk sesegera mungkin menenangkannya.

7. Hidup Rukun , Saling Menghargai dan Saling Menghormati Antar Umat Beragama

Ini yang terpenting , "tidak ada asap kalau tidak ada api". Semua dilema itu bermula dari akar , bermula dari bawah.

Inilah pentingnya toleransi antar umat beragama , saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain.

Sebenarnya cara mudahnya begini. Jika penduduk tak menyebabkan perkelahian , maka tak akan muncul masalah. Isu agama ini yakni info yang sungguh sensitif , menyinggung saja dapat melebar dampaknya ke mana-mana.

Inilah pentingnya iktikad di setiap penduduk , kesadaran diri setiap insan yang mempengaruhi segala bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indahnya Indonesia ini dan akan kian maju kalau masyarakatnya sadar. Negara akan aman , tenang , tenteram , tenteram dan bagi orang absurd yang berlibur di Indonesia juga akan mencicipi ketentraman yang sama. Maka dari itu , kita mesti bangga menjadi Warga Negara Indonesia!

Contoh Pengamalan Nilai ke-5 Sila Pancasila
Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-1 dan Penjelasannya
Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-2 dan Penjelasannya
Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-3 dan Penjelasannya
Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-4 dan Penjelasannya
Contoh Sikap Nilai Pancasila Sila ke-5 dan Penjelasannya

Tidak ada komentar untuk "7 Referensi Perilaku Nilai-Nilai Pancasila Sila Ke-1 - Habibullah Al Faruq"